Selasa, 29 November 2011

Pear Tree

Seorang ayah bermaksud mengajarkan kepada empat orang anaknya bagaimana hidup berharap kepada Tuhan… Pelajaran ini panjang, sang ayah membutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikannya. Tapi ketika pelajaran itu berakhir, keempat anaknya tidak pernah melupakan hal itu…



Keluarga mereka hidup di dekat sebuah hutan. Dan di kedalaman hutan itu tumbuh sebuah pohon Pir yang besar. Pada suatu hari di musim dingin, sang ayah meminta anaknya yang pertama untuk pergi dan melihat keadaan pohon itu,

“Ayah menanam pohon itu ketika ayah seumuran kalian, ayah ingin tahu bagaimana keadaanya sekarang…”

Anak pertama itu pergi dan kembali dengan kecewa,

“Pohon itu jelek ayah, batangnya bengkok, gundul dan tidak ada buahnya…”



Suatu hari di musim semi, sang ayah meminta anaknya yang kedua untuk pergi dan melihat keadaan pohon yang sama, dia kembali dengan bingung,

“Mungkin kakak melihat pohon yang salah waktu itu, pohon yang kulihat justru penuh dengan kuncup-kuncup hijau yang menjanjikan!”



Suatu hari di musim panas, sang ayah meminta saudara mereka yang ke tiga untuk pergi, dia kembali dengan wajah berseri-seri,

“Pohon itu dipenuhi dengan bunga-bunga indah yang menyebarkan bau harum!”



Dan ketika musim gugur tiba, sang ayah meminta si bungsu untuk pergi. Dia kembali dengan senyum dan tawa, sambil membawa sebuah kantong berisi penuh dengan buah Pir,

“Kakak-kakak pasti telah melihat pohon yang salah, pohon yang kulihat penuh dengan buah yang matang dan ranum ini!”



Mereka duduk bersama sambil menikmati buah Pir ketika sang ayah berkata,

“Kalian semua melihat pohon yang sama, hanya saja kalian melihatnya di musim yang berbeda… Jadi mulai sekarang, jangan pernah menilai kehidupan dari satu masa sulit. Tuhan adil, dan karena keadilannya Dia menciptakan segala sesuatu pada musim mereka masing-masing…”



----------



Akan ada waktu-waktu ketika kita mengalami masa-masa sulit. Waktu-waktu ketika kita merasa gagal dan kecewa. Mungkin karena kesalahan kita sendiri, atau mungkin karena kejahatan orang lain…



Tapi bukankah ketika musim dingin tiba, artinya musim semi akan datang sesudahnya?

Jangan menjadi kecewa karena satu musim kehidupan. Kerjakan saja bagian kita, dan percayalah Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya.



Ketika tuhan menciptakan badai, diciptakan-Nya juga pelangi yang datang sesudahnya…

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pengkhotbah 3:11)

Senin, 28 November 2011

Lepaskan Genggamanmu

Di suatu hutan hiduplah sekelompok monyet. Suatu hari ketika mereka sedang bermain, tampak oleh mereka sebuah toples kaca berleher sempit yang bagian bawahnya tertanam di dalam tanah. Di dasar toples itu terdapat setumpuk kacang yang sangat disukai monyet. Ternyata toples itu adalah sebuah perangkap…



Seekor monyet kecil mendekat dan memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil kacang. Tetapi ketika dia menarik tangannya, tangannya yang terkepal menggenggam kacang tersangkut pada mulut toples, dan tidak bisa ditarik keluar. Monyet kecil itu berusaha menarik tangannya, dia meronta sekuat tenaga tapi tangannya tetap tidak bisa ditarik keluar.



Seekor monyet tua mendekati monyet kecil itu kemudian menasehatinya,

“Lepaskan genggamanmu nak, dan engkau akan lepas dengan mudah… Lepaskan kacang-kacang itu…”



Monyet kecil itu berhenti meronta sesaat, memandang monyet tua itu dengan bingung. Dia tidak mengerti maksud nasehat itu… Dan tidak, dia harus memiliki kacang-kacang itu! Makin erat dia menggenggam kacang-kacang itu, dan makin keras dia berusaha meronta…



Tak berapa lama tampak seorang pemburu datang dari kejauhan, pemburu itulah yang telah memasang perangkap tadi. Semua monyet yang lain segera berlarian ke atas pepohonan, meninggalkan monyet kecil itu dalam keadaan kebingungan dan panik.



Dari atas pohon di atas toples itu monyet tua kembali berseru kepada monyet kecil,

“Lepaskan genggamanmu nak… Aku tahu betapa kau sangat menginginkan kacang itu, tapi lepaskan genggamanmu…”



----------



Kadang yang perlu kita lakukan hanyalah melepaskan…

Mungkin hal-hal yang sangat kita inginkan, atau hal-hal yang telah kita simpan sangat lama. Masa lalu, atau kebencian. Kemarahan, atau kesombongan…



Jangan biarkan hidup kita dibodohi oleh iblis. Ijinkan Tuhan berkarya sebebas-bebasnya dalam hidupmu…



“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)

Jumat, 24 Juni 2011

Signature

Seorang pengusaha kaya pulang ke kota kecil tempat dia dibesarkan. Dia mengendarai mobilnya dengan pelan menyusuri jalan-jalan kota itu. Berusaha menangkap kembali semua kejadian dan kenangan masa kecil…



Sampai di sebuah sudut jalan dia tiba-tiba berhenti. Seorang laki-laki seumuran dirinya berdiri di sudut jalan itu. Kepalanya tertunduk, tangannya tengadah. Laki-laki itu adalah seorang pengemis. Tapi yang membuatnya tiba-tiba berhenti adalah karena laki-laki itu adalah Tommy, teman bermainnya ketika kecil.



Dia turun dari mobilnya dan setengah berlari mendekati pengemis itu.

“Tom!” Serunya dengan terharu. Pengemis itu mengangkat wajahnya dan sesaat memandang dengan bingung. Sebuah senyum pahit tampak di wajahnya ketika dia mengenali sahabatnya,

“Andy…” katanya pelan. Andy merangkul sahabatnya dengan terharu, tidak peduli keadaan Tom yang kotor.

“What happen to you my friend?...”



Beberapa saat dua orang teman lama itu bercakap-cakap di pinggir jalan.

Andy kemudian mengeluarkan sebuah buku cek dan menulis di sana,

“Tom, aku sedang ditunggu di tempat lain, aku harus pergi sekarang. Tapi ambillah cek ini, pakailah untuk mengubah hidupmu…”

“God bless you my friend…” kata Andy sambil melangkah pergi.



Tom memandang kepergian Andy dengan terharu. Dan ketika mobil Andy hilang di sudut jalan, dia berjalan dengan cepat ke arah bank. Akhirnya hidupnya bisa berubah…



Tetapi ia berhenti di depan pintu bank ketika melihat orang-orang yang bekerja dan keluar masuk bank itu. Semuanya tampak seperti orang-orang kaya yang berpakaian rapi dan bersih. Ia kemudian melihat dirinya dan pakaian kumal yang dikenakannya. “Mereka pasti tidak akan mengijinkan aku masuk, apalagi menguangkan cekku ini…” pikirnya. Dia kemudian berbalik dan melangkah pulang tanpa menguangkan cek itu…



Keesokkan harinya dalam perjalanan pulang, Andy melewati sudut jalan di mana dia melihat Tom kemarin. Dan dengan terkejut melihat Tom berdiri di sana seperti juga kemarin. Dia bergegas turun dari mobilnya dan berjalan mendekati,

“Apa yang terjadi Tom?... Why are you still here?”

Dengan malu Tom menceritakan mengapa dia tidak jadi menguangkan cek pemberian Andy. Tapi Andy kemudian tersenyum dan menepuk pundak sahabatnya,

“My friend, yang membuat cek itu berlaku bukanlah pakaianmu atau siapa dirimu, tapi tanda tanganku!”



----------



Tuhan Yesus telah menandatangani cek keselamatan dan memberikannya kepada kita. Darah Yesuslah yang telah memeteraikan keselamatan kita, bukan tindakan, penampilan atau siapa kita di hadapan manusia. Tugas kita hanya menerima, menikmati dan hidup dalam kasih karunia yang telah diberikan itu.



Terima saja teman, karena harganya memang sudah dibayar…

Tuhan Yesus memberkati…

Jumat, 17 Juni 2011

Ayah, terima kasih

Ada seorang ayah yang mempunyai anak. Ayah ini sangat menyayangi anaknya. Di suatu weekend, si ayah mengajak anaknya untuk pergi ke pasar malam. Mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seat beltnya karena merasa tidak nyaman. Si ayah sudah menyuruhnya memasang kembali, namun si anak tidak menurut.

Benar saja, di sebuah tikungan, sebuah mobil lain melaju kencang tak terkendali. Ternyata pengemudinya mabuk. Tabrakan tak terhindarkan. Si ayah selamat, namun si anak terpental keluar. Kepalanya membentur aspal, dan menderita gegar otak yang cukup parah. Setelah berapa lama mendekam di rumah sakit, akhirnya si anak siuman. Namun ia tidak dapat melihat dan mendengar apapun. Buta tuli. Si ayah dengan sedih, hanya bisa memeluk erat anaknya, karena ia tahu hanya sentuhan dan pelukan yang bisa anaknya rasakan.

Begitulah kehidupan sang ayah dan anaknya yang buta-tuli ini. Dia senantiasa menjaga anaknya. Suatu saat si anak kepanasan dan minta es, si ayah diam saja. Sebab ia melihat anaknya sedang demam, dan es akan memperparah demam anaknya. Di suatu musim dingin, si anak memaksa berjalan ke tempat yang hangat, namun si ayah menarik keras sampai melukai tangan si anak, karena ternyata tempat ‘hangat’ tersebut tidak jauh dari sebuah gedung yang terbakar hebat.

Suatu kali anaknya kesal karena ayahnya membuang liontin kesukaannya. Si anak sangat marah, namun sang ayah hanya bisa menghela nafas. Komunikasinya terbatas. Ingin rasanya ia menjelaskan bahwa liontin yang tajam itu sudah berkarat, namun apa daya si anak tidak dapat mendengar, hanya dapat merasakan. Ia hanya bisa berharap anaknya sepenuhnya percaya kalau papanya hanya melakukan yang terbaik untuk anaknya.

Saat-saat paling bahagia si ayah adalah saat dia mendengar anaknya mengutarakan perasaannya, isi hatinya. Saat anaknya mendiamkan dia, dia merasa tersiksa, namun ia senantiasa berada disamping anaknya, setia menjaganya. Dia hanya bisa berdoa dan berharap, kalau suatu saat Tuhan boleh memberi mujizat. Setiap hari jam 4 pagi, dia bangun untuk mendoakan kesembuhan anaknya. Setiap hari.

Beberapa tahun berlalu. Di suatu pagi yang cerah, sayup-sayup bunyi kicauan burung membangunkan si anak. Ternyata pendengarannya pulih! Anak itu berteriak kegirangan, sampai mengejutkan si ayah yg tertidur di sampingnya. Kemudian disusul oleh pengelihatannya. Ternyata Tuhan telah mengabulkan doa sang ayah. Melihat rambut ayahnya yang telah memutih dan tangan sang ayah yg telah mengeras penuh luka, si anak memeluk erat sang ayah, sambil berkata.

“Ayah, terima kasih ya, selama ini engkau telah setia menjagaku.”

Sabtu, 11 Juni 2011

Cermin Yang Terlupakan

Pada suatu ketika, sepasang suami istri, Tuan dan Nyonya Smith, mengadakan 'garage sale' untuk menjual barang-barang bekas yang tidak mereka butuhkan lagi. Suami istri ini sudah setengah baya, dan anak-anak mereka telah meninggalkan rumah untuk hidup mandiri...

Saat mengumpulkan barang-barang yang akan dijual, mereka menemukan benda-benda yang sudah sedemikian lama tersimpan di gudang. Salah satu di antaranya adalah sebuah cermin yang mereka dapatkan sebagai hadiah pernikahan mereka, dua puluh tahun yang lampau.
Sejak pertama kali diperoleh, cermin itu sama sekali tidak pernah digunakan. Bingkainya yang berwarna biru aqua membuat cermin itu tampak buruk, dan tidak cocok untuk diletakkan di ruangan mana pun di rumah mereka. Namun karena tidak ingin menyakiti orang yang menghadiahkannya, cermin itu tidak mereka kembalikan.

Demikianlah, cermin itu teronggok di loteng. Setelah dua puluh tahun berlalu, mereka berpikir orang yang memberikannya tentu sudah lupa dengan cermin itu. Maka mereka mengeluarkannya dari gudang, dan meletakkannya bersama dengan barang lain untuk dijual keesokan hari.

Garage sale mereka ternyata mendapat banyak peminat. Halaman rumah mereka penuh oleh orang-orang yang datang untuk melihat barang bekas yang mereka jual. Satu per satu barang bekas itu mulai terjual. Perabot rumah tangga, buku-buku, pakaian, alat berkebun, mainan anak-anak, bahkan radio tua yang sudah tidak berfungsi pun masih ada yang membeli.

Seorang lelaki menghampiri Nyonya Smith.
"Berapa harga cermin itu?" katanya sambil menunjuk cermin tak terpakai tadi. Nyonya Smith tercengang,
"Wah, saya sendiri tidak berharap akan menjual cermin itu. Apakah Anda sungguh ingin membelinya?" katanya.
"Ya, tentu saja. Kondisinya masih sangat bagus." Jawab pria itu. Nyonya Smith tidak tahu berapa harga yang pantas untuk cermin jelek itu. Meskipun sangat mulus, namun baginya cermin itu tetaplah jelek dan tidak berharga.
Setelah berpikir sejenak, Nyonya Smith berkata,
"Hmm ... anda bisa membeli cermin itu untuk satu dolar..."

Dengan wajah berseri-seri, pria tadi mengeluarkan dompetnya, menarik selembar uang satu dolar dan memberikannya kepada Nyonya Smith.
"Terima kasih," kata Nyonya Smith,
"Sekarang cermin itu jadi milik Anda. Apakah perlu dibungkus?"
"Oh, jika boleh, saya ingin memeriksanya sebelum saya bawa pulang." jawab si pembeli..

Nyonya Smith memberikan ijinnya, dan pria itu bergegas mengambil cerminnya dan meletakkannya di atas meja di depan Nyonya Smith. Dia mulai mengupas pinggiran bingkai cermin itu. Dengan satu tarikan dia melepaskan lapisan pelindungnya dan muncullah warna keemasan dari baliknya.

Bingkai cermin itu ternyata bercat emas yang sangat indah, dan warna biru aqua yang selama ini menutupinya hanyalah warna dari lapisan pelindung bingkai itu!

"Ya, tepat seperti yang saya duga! Terima kasih!" sorak pria itu dengan gembira. Nyonya Smith tidak bisa
berkata-kata menyaksikan cermin indah itu dibawa pergi oleh pemilik barunya, untuk mendapatkan tempat yang lebih pantas daripada loteng rumah yang sempit dan berdebu.

----------

Kehidupan yang tanpa Kristus sesungguhnya adalah seperti cermin indah yang masih tertutupi...
Kehidupan yang belum menemukan potensi sebenarnya yang diletakkan Tuhan secara khusus dalam kehidupan seseorang... Akibatnya, seberhasil apapun seseorang dalam kehidupannya, sehebat apapun kesuksesan yang dia raih, tidak pernah ada ucapan syukur, dan hidupnya selalu terasa kurang. Kehidupan orang lain selalu terlihat lebih indah...

Tapi ketika sebuah kehidupan mulai diserahkan kepada Yesus...
Mengesampingkan latar belakang hidup dari mana engkau datang, semua potensi yang masih tertutupi itu akan mulai menjadi luar biasa... Dan kehidupan itu akan mulai diletakkan dimana seharusnya dia berada, untuk bersinar !!!...

Seorang teman pernah bersaksi,
“When I give my life back to Him, it became an adventure...”
(Ketika kuserahkan hidupku kembali kepada-Nya, hidupku berubah menjadi sebuah petualangan...)

Believe me man, it’s true !
God bless...

Minggu, 05 Juni 2011

"Ia sahabat saya..."

Pada suatu siang, sebuah peluru mortir mendarat di sebuah panti asuhan di sebuah perkampungan kecil Vietnam. Seorang petugas panti asuhan dan dua orang anak langsung tewas, beberapa anak lainnya terluka, termasuk seorang gadis kecil yang berusia sekitar 8 tahun.

Orang-orang dari kampung tersebut segera meminta pertolongan medis dari kota terdekat. Akhirnya, seorang dokter Angkatan Laut Amerika dan seorang perawat dari Perancis yang kebetulan berada di kota itu bersedia menolong. Dengan membawa Jeep yang berisi obat-obatan dan perlengkapan medis mereka berangkat menuju panti asuhan tersebut.

Setelah melihat keadaan gadis kecil itu, dokter menyimpulkan bahwa anak tersebut sudah dalam keadaan yang sangat kritis. Tanpa tindakan cepat, anak itu akan segera meninggal kehabisan darah. Transfusi darah adalah jalan terbaik untuk keluar dari masa kritis ini.

Dokter dan perawat tersebut segera mengadakan pengujian singkat kepada orang-orang di panti asuhan, termasuk anak-anak, untuk menemukan golongan darah yang cocok dengan gadis kecil itu. Dari pengujian tersebut ditemukan beberapa orang anak yang memiliki kecocokan darah dengan gadis kecil tersebut.

Sang dokter, yang tidak begitu lancar berberbahasa Vietnam, berusaha keras menerangkan kepada anak-anak tersebut bahwa gadis kecil itu hanya bisa ditolong dengan menggunakan darah salah satu anak-anak itu. Kemudian, dengan berbagai bahasa isyarat, tim medis menanyakan apakah ada di antara anak-anak itu yang bersedia menyumbangkan darahnya bagi si gadis kecil yang terluka parah.

Permintaan itu ditanggapi dengan diam seribu bahasa. Setelah agak lama, seorang anak mengacungkan tangannya perlahan-lahan, tetapi dalam keraguan ia menurunkan tangannya lagi, walaupun sesaat kemudian ia mengacungkan tangannya lagi.

"Oh, terima kasih," kata perawat itu terpatah-patah. "Siapa namamu ?"

"Heng," jawab anak itu.

Heng kemudian dibaringkan ke tandu, lengannya diusap dengan alkohol, dan kemudian sebatang jarum dimasukkan ke dalam pembuluh darahnya. Selama proses ini, Heng terbaring kaku, tidak bergerak sama sekali.

Namun, beberapa saat kemudian ia menangis terisak-isak, dan dengan cepat menutupi wajahnya dengan tangannya yang bebas.

"Apakah engkau kesakitan, Heng ?" tanya dokter itu. Heng menggelengkan kepalanya, tetapi tidak lama kemudian Heng menangis lagi, kali ini lebih keras. Sekali lagi dokter bertanya, apakah jarum yang menusuknya tersebut membuatnya sakit, dan Heng menggelengkan kepalanya lagi.

Tetapi tangisan itu tidak juga berhenti, malah makin memilukan. Mata Heng terpejam rapat, sedangkan tangannya berusaha menutup mulutnya untuk menahan isakan tangis.

Tim medis itu menjadi khawatir, pasti ada sesuatu yang tidak beres. Untunglah seorang perawat Vietnam segera datang. Melihat anak kecil itu yang tampak tertekan, ia berbicara cepat dalam bahasa Vietnam. Perawat Vietnam itu mendengarkan jawaban anak itu dengan penuh perhatian, dan kemudian perawat itu menjelaskan sesuatu pada Heng dengan nada suara yang menghibur.

Anak itu mulai berhenti menangis dan menatap lembut mata perawat Vietnam itu beberapa saat. Ketika perawat Vietnam itu mengangguk, tampak sinar kelegaan menyinari wajah Heng.

Sambil melihat ke atas, perawat itu berkata lirih kepada dokter Amerika tersebut, "Ia mengira bahwa ia akan mati. Ia salah paham. Ia mengira anda memintanya untuk memberikan seluruh darahnya agar gadis kecil itu tetap hidup."

"Tetapi kenapa ia tetap mau melakukannya ?" tanya sang perawat Perancis dengan heran.

Perawat Vietnam itu kembali bertanya kepada Heng, dan Heng pun menjawab dengan singkat :

"Ia sahabat saya..."

----------

Hidup ini yang dikaruniakan Tuhan, terlalu berharga untuk diisi dengan kemarahan dan kebencian…
Tuhan mengaruniakan cinta kepada dunia ini, dan itu terlalu indah untuk tidak memenuhi setiap hati kita…
Sesungguhnya cintalah kekuatan terbesar di dunia…

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15:13)

Kadang, ada hal-hal yang tidak mungkin bisa dilakukan, kecuali oleh cinta…

Selasa, 17 Mei 2011

Terbang...

Tanggal 17 Desember 1903, di sebuah pantai, Wright bersaudara berhasil menerbangkan pesawat yang mereka bangun untuk pertama kalinya…

Sejak saat itu mereka dikenal sebagai ‘Bapak Penerbangan Dunia’. Nama mereka akan dikenal sepanjang masa sebagai pencipta dari sebuah teknologi yang mengubahkan kehidupan manusia selamanya... Sebuah perwujudan impian manusia sejak ratusan, bahkan ribuan tahun sebelumnya: terbang!

Tapi tahukah kita bahwa Wright bersaudara bukan pelopor dari penelitian untuk menciptakan alat terbang ?
Dr. Samuel Langley, sudah meneliti kemungkinan manusia untuk bisa terbang sejak 1890 (13 tahun sebelum Wright bersaudara menerbangkan pesawat mereka).

Lantas mengapa Dr. Langley tidak dikenal orang ?
Ternyata setelah melakukan penelitian, pembangunan alat, dan uji coba terbang, Dr. Langley tidak juga berhasil terbang. Dan setelah selama 13 tahun penelitian, pembangunan dan uji coba yang terus menerus gagal, Dr. Langley akhirnya menghentikan penelitiannya… Tanggal 8 Oktober 1903, setelah semua percobaan yang gagal, Dr. Langley memutuskan untuk mengakhiri semuanya…

Dua bulan kemudian, tepatnya tanggal 17 Desember 1903 seperti yang dicatat sejarah… Wright bersaudara berhasil melayang terbang…

----------

Jatuh bukan berarti gagal...
Jatuh dan tidak bangkit lagi, itulah gagal yang sebenarnya!

Kita tidak pernah tahu tinggal berapa langkah lagi kita dari keberhasilan dan penggenapan janji Tuhan. Jangan sampai hal tersebut urung terjadi hanya gara-gara kita memutuskan untuk berhenti lebih awal…

Kita semua pernah jatuh, yang membedakan hanyalah beberapa diantara kita menyerah kalah, sementara yang lain memilih untuk bangkit kembali dan mengakhiri sebuah pertandingan yang baik…

“Banyak orang gagal karena mereka tidak tahu betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan.”
- Thomas Alfa Edison

Mari terus berjuang, mari terus bangkit kembali…
Biarlah pada akhirnya, kita bisa berkata “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (II Timotius 4:7)

Selamat berjuang teman…

Minggu, 15 Mei 2011

Semangkuk bakmi

Pada malam itu, Sue bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Sue segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Sue berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu ia berkata “Nona, apakah engkau ingin semangkuk bakmi ?” “Tetapi, aku tidak membawa uang”, jawab Sue dengan malu-malu.

“Tidak apa-apa. Aku akan mentraktirmu”, jawab sang pemilik kedai.”Silakan duduk, aku akan memasakkan bakmi untuk mu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi dengan sepiring sayuran.

Sue segera makan beberapa suap dan kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa Nak ?” tany a si pemilik kedai.

“Ah, tidak apa-apa. Aku hanya terharu” jawab Sue sambil mengeringkan air matanya. “Bahkan, seorang yang baru aku kenal pun mau memberi aku semangkuk bakmi! Tetapi,Ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, langsung mengusir aku dari rumah. Ibu mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Sebaliknya, engkau, orang yang baru aku kenal ternyata begitu peduli dengan keadaanku. Jauh berbeda jika dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” ujar Sue yang ternyata tidak mampu membendung gejolak isi hatinya.

Pemiliki kedai itu, setelah mendengar perkataan Sue, tampak menarik nafas panjang dan kemudian berkata “Nona, mengapa engkau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini. Aku hanya memberimu semangkuk bakmi, dan untuk itu engkau pun menjadi sangat terharu. Coba bayangkan, Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu semenjak engkau masih kecil hingga akhirnya beranjak dewasa. Mengapa engkau tidak berterima kasih kepadanya? Malah, engkau bertengkar dengan beliau”.

Sue terhenyak mendengar perkataan tadi. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut ? Untuk semangkuk bakmi dari seseorang yang baru aku kenal,aku begitu berterima kasih. Tetapi kepada Ibuku yang telah memasak selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan,hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengan Ibu,” renung Sue dalam hati.

Sue pun segera menghabiskan bakmi tersebut dengan cepat. Lalu, ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus dia ucapkan kepada Ibunya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengatakan “Ibu, aku minta maaf, aku tahu bahwa aku memang bersalah. Maafkan aku.”

Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ternyata sang Ibu telah mencari Sue ke semua tempat. Ketika ia bertemu dengan Sue, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Sue,cepatlah masuk. Ibu telah menyiapkan makan malam. Segeralah kamu makan makanan itu, akan menjadi dingin jika kamu tidak memakannya sekarang”, ujar sang Ibu sambil tersenyum. Pada saat itu, Sue tidak dapat menahan air matanya dan ia pun menangis sejadi-jadinya di pangkuan sang Ibu. “Ibu, maafkan aku” kata Sue sambil terisak.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk sebuah pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi, kepada orang yang sangat dekat kepada kita, khususnya orangtua kita, kita harus ingat bahwa kita hendaknya berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

Renungan : Kita tidak boleh melupakan jasa orangtua kita. Sering kali kita menganggap pengorbanan mereka merupakan suatu proses alami. Tetapi, kasih dan kepedulian orangtua kita adalah sebuah hadiah paling berharga yang diberikan kepada kita sejak kita lahir. Mereka membesarkan kita tanpa mengharapkan balasan dari kita. Renungkan dan pikirkanlah mengenai hal ini. Apakah kita sudah menghargai pengorbanan tanpa syarat dari orangtua kita?

Sabtu, 14 Mei 2011

WANITA

Hari itu hari ke enam, Tuhan sedang menyelesaikan salah satu karya-Nya yang paling luar biasa…

Seorang malaikat datang dan bertanya, “Mengapa begitu lama, Tuhan?”
“Sudahkan engkau lihat semua detail yang Kubuat untuk menciptakannya?” Tuhan balik bertanya, “Dua tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari dua ratus bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis pekerjaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini.”

Malaikat itu takjub, “Hanya dengan dua tangan?... Impossible!! Dan ini model standar?!”
“Baiklah Tuhan, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya.”
“Tidak, Aku akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit-Ku. Oh ya, dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri...”

Malaikat itu mendekat dan mengamati ciptaan itu.
“Tapi Engkau membuatnya begitu lembut Tuhan?”
“Ya, Aku membuatnya lembut. Tapi engkau akan menyaksikan sendiri kekuatan yang Aku berikan agar dia dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa…”

“Dia bisa berpikir?” tanya malaikat.
“Tidak hanya berpikir, dia akan bisa bernegosiasi."

Malaikat itu menyentuh dagunya,
“Tuhan, Engkau membuat ciptaan ini kelihatan lelah dan rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”
“Itu bukan lelah atau rapuh, itu air mata…” Kata Tuhan menerangkan.
“Untuk apa?”
“Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan.”

“Luar biasa, Engkau jenius Tuhan!” kata malaikat.
“Engkau memikirkan segala sesuatunya, ciptaan-Mu ini sungguh akan menakjubkan!"

“Ya, Kunamai dia wanita…”
“Dia akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Tapi dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki. Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit. Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan…
Dia berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu berdiri melawan ketidakadilan. Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Cintanya tanpa syarat…
Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang. Dia begitu bahagia mendengar kelahiran. Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian. Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka…"

Tuhan kemudian berpaling, tatapan-Nya memandang jauh…
“Kenapa Tuhan? Ada yang salah?” Malaikat itu bertanya.

Tuhan menundukkan wajah-Nya,
“Ya… Akan ada waktu-waktu, ketika dia melupakan betapa berharganya dia…”

Lepaskan Genggamanmu

Di suatu hutan hiduplah sekelompok monyet. Suatu hari ketika mereka sedang bermain, tampak oleh mereka sebuah toples kaca berleher sempit yang bagian bawahnya tertanam di dalam tanah. Di dasar toples itu terdapat setumpuk kacang yang sangat disukai monyet. Ternyata toples itu adalah sebuah perangkap…

Seekor monyet kecil mendekat dan memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil kacang. Tetapi ketika dia menarik tangannya, tangannya yang terkepal menggenggam kacang tersangkut pada mulut toples, dan tidak bisa ditarik keluar. Monyet kecil itu berusaha menarik tangannya, dia meronta sekuat tenaga tapi tangannya tetap tidak bisa ditarik keluar.

Seekor monyet tua mendekati monyet kecil itu kemudian menasehatinya,
“Lepaskan genggamanmu nak, dan engkau akan lepas dengan mudah… Lepaskan kacang-kacang itu…”

Monyet kecil itu berhenti meronta sesaat, memandang monyet tua itu dengan bingung. Dia tidak mengerti maksud nasehat itu… Dan tidak, dia harus memiliki kacang-kacang itu! Makin erat dia menggenggam kacang-kacang itu, dan makin keras dia berusaha meronta…

Tak berapa lama tampak seorang pemburu datang dari kejauhan, pemburu itulah yang telah memasang perangkap tadi. Semua monyet yang lain segera berlarian ke atas pepohonan, meninggalkan monyet kecil itu dalam keadaan kebingungan dan panik.

Dari atas pohon di atas toples itu monyet tua kembali berseru kepada monyet kecil,
“Lepaskan genggamanmu nak… Aku tahu betapa kau sangat menginginkan kacang itu, tapi lepaskan genggamanmu…”

----------

Kadang yang perlu kita lakukan hanyalah melepaskan…
Mungkin hal-hal yang sangat kita inginkan, atau hal-hal yang telah kita simpan sangat lama. Masa lalu, atau kebencian. Kemarahan, atau kesombongan…

Jangan biarkan hidup kita dibodohi oleh iblis. Ijinkan Tuhan berkarya sebebas-bebasnya dalam hidupmu…

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)

Selasa, 10 Mei 2011

Buah dari Kasih

Malam itu hujan deras, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke lobby sebuah hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan itu mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

"Dapatkah anda memberi kami sebuah kamar disini ?" tanya sang suami.

Sang pelayan, seorang laki-laki muda yang ramah dengan tersenyum menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota.
"Semua kamar kami sudah penuh," katanya.
"Tapi saya tidak dapat membiarkan anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di kamar saya ? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda beristirahat dengan nyaman malam ini…”
“Jangan khawatir tentang saya, Saya akan baik-baik saja." katanya masih sambil tersenyum.

Akhirnya pasangan itu setuju. Pagi hari saat membayar tagihan, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, "Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membuatkan sebuah hotel untuk anda." Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa.

Saat pasangan itu melanjutkan perjalanan, mereka setuju bahwa pelayan yang sangat membantu itu sungguh seseorang yang langka. Menemukan seseorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah…

----------

Dua tahun berlalu...
Sang pelayan hampir melupakan kejadian malam itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai itu. Dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut.

Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah disana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

"Itu," kata laki-laki tua, "adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola".
"Anda pasti sedang bergurau," jawab laki-laki muda.
"Saya jamin, saya tidak bergurau," kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor.
Struktur bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel.
Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama itu, adalah George C. Boldt.

----------

Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk saling mengasihi dan saling berbuat baik. Bahkan kepada orang-orang yang tidak kita kenal. Juga kepada orang-orang yang tidak pantas menerimanya, termasuk musuh-musuh kita…
Kontroversial memang, juga sangat sulit dilakukan…

Tapi kasih dan kebaikan yang kita bagikan dengan tulus kepada sesama kita, sesungguhnya tidak pernah tidak berarti. Kasih dan kebaikan selalu berdampak luar biasa, walau kadang tanpa kita sadari. Juga bergema sampai kepada kekekalan…

“Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.” (Ibrani 13:2)

Senin, 09 Mei 2011

Dear God

“Dear God,” putra kecilku berbisik, “Aku berdoa kepada-Mu, berikanlah papa dan mama seorang bayi.”

Setelah berdoa selama 4 tahun meminta kepada Tuhan agar diberikan anak kedua, kami kemudian menyadari bahwa mungkin Tuhan tidak berkehendak agar kami memiliki anak lagi. Tapi setiap malam putra kecil kami Steven berdoa tanpa henti meminta seorang adik…

Ketika doa Steven menjadi dilema bagiku, Tuhan menunjukkan jalan-Nya. Tepat sebelum ulang tahunnya yang ke-5, saya dan Steven sedang duduk di meja makan kecil miliknya sambil menikmati selai kacang dan sandwich jelly. Steven kemudian melihat ke arahku, dan dengan tampang serius penuh kebijaksanaan ia kemudian bertanya, “Ma, pernahkah terpikir oleh mama kalau Tuhan mungkin menginginkan supaya mama hanya memiliki satu anak saja?”

“Ya, anakku. Mama sudah memikirkan hal itu,” jawabku. “Dan jika memang harus seperti itu, mama senang karena Tuhan telah memberikan mama segalanya dalam satu paket ketika Tuhan memberikan kamu, putra kecil mama.”

“Well, saya pikir yang harus kita lakukan adalah terus berdoa sampai mama sudah terlalu tua untuk memiliki bayi lagi. Dan saat itulah kita akan tahu jawabannya.”

Steven belum mengerti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berdoa sampai saya “terlalu tua” untuk memiliki bayi lagi. Yang dia tahu Sarah berumur 90 tahun ketika ia melahirkan Ishak. Tapi apapun hasilnya, Steven tidak mempermasalahkan jika Tuhan pada akhirnya mengatakan tidak…

Putraku tahu saya juga sering berkata tidak kepadanya, namun itu tidak berarti bahwa saya tidak menyayanginya. Hal itu justru menunjukkan, “Kami orangtuamu, dan kami tahu apa yang terbaik bagimu.”

Tuhan telah memberikan sebuah pelajaran besar kepada saya hari itu. Melalui iman seorang anak kecil seperti Steven, Tuhan memberikan contoh kepada saya bagaimana saya harus bersikap untuk mempercayai Bapa surgawi yang begitu mengasihiku dan tahu dengan persis apa yang terbaik bagiku...
Walau itu berarti bahwa terkadang jawaban yang diberikan-Nya atas doaku adalah tidak…

Minggu, 08 Mei 2011

Mulut Orang Kristen

Suatu masa hiduplah seekor singa yang liar dan buas...

Setiap kali bertemu makhluk hidup lain dan terutama manusia pasti saja akan diterkam dan dilahap habis. Tulang-tulang yang keras sekalipun pasti akan remuk dan tak pernah tersisa oleh taringnya yang runcing.

Suatu saat, ketika tahu bahwa orang kristen adalah orang-orang baik, maka berkatalah ia kepada teman-teman singa yang lain,
“Aku telah mendengar seruan di padang gurun, dan aku ingin bertobat. Aku pasti tidak akan menggangu orang-orang kristen lagi. Aku akan membiarkan mereka tetap hidup, dan tidak akan lagi menjadikan mereka santapan”

Setelah lewat beberapa hari, lewatlah seorang Kristen di hutan itu. Singa liar dan buas ini sekali lagi menerkam dan melahap orang itu. Seluruh bagian tubuh orang Kristen tersebut dimakan habis tak bersisa, kecuali bibirnya…

Ia kemudian diejek teman-temannya,
“Bukankah engkau sudah bertobat dan berjanji tak akan lagi menjadikan orang kristen sebagai santapan lezatmu ?? Mengapa hari ini engkau justru sekali lagi menerkam seorang Kristen ?”

Singa buas itu menjawab,
“Aku memang sudah berjanji untuk tidak menerkam orang kristen. Namun orang yang telah kumakan itu telah kucium aromanya sebelum kuterkam. Ternyata sama sekali tak tercium aroma kekristenan, kecuali bibirnya saja. Karena itu bibirnya sajalah yang tidak kumakan…”

----------

Kita diutus kepada dunia ini untuk menjadi ‘saksi’, bukan hanya sekedar untuk ‘bersaksi’. Kekristenan yang sejati adalah yang keluar dari kehidupan, bukan yang kita katakan dengan mulut…

Orang lain akan lebih mengingat perbuatan baikmu yang menyentuh kehidupan mereka, dari pada khotbahmu yang penuh semangat dari atas mimbar…

Sabtu, 07 Mei 2011

When only love can make a way

Suatu kali, seorang menerima Tuhan dalam hidupnya. Terpesona dengan pengorbanan sang Juruselamat, dia mulai hidup dalam cinta yang luar biasa kepada sesama. Sampai pada hari kematiannya…

Tetapi karena sesuatu dan lain hal, malaikat di pintu gerbang sorga melakukan kesalahan. Nama orang itu terlewatkan olehnya ketika memeriksa buku kehidupan. Dan karena pikirnya nama orang itu tidak terdaftar, berarti tempatnya adalah di ‘tempat yang satunya lagi’ dan orang itu langsung di kirim ke neraka.

Dan di neraka, tidak ada yang mengecek reservasi anda. Semua yang dibuang di sana adalah penghuni abadi. Jadi begitulah, orang itu tinggal di neraka tanpa membantah, karena dia pikir mungkin dia tidak cukup layak untuk masuk surga…

Tapi seminggu kemudian, Lucifer datang ke surga sambil marah-marah. Dia membawa orang itu bersamanya dan menuduh bahwa surga telah melakukan terorisme di neraka.

“Ada apa?” tanya malaikat di pintu gerbang.

Lucifer berteriak dengan marah.
"Apa maksud kalian mengirim orang ini ke Neraka? Dia benar-benar telah merusak tempatku! Dia tidak pernah membalas siapapun yang menyakitinya. Ia selalu mendengarkan, mengasihi dan menghibur yang lain. Sekarang semua penghuni di sekeliling orang ini mulai saling memeluk dan mengasihi satu sama lain. Itu bukan neraka yang kukehendaki. Ini orangnya aku kembalikan, aku tidak mau tahu!!! Pokoknya aku tidak bisa menerimanya di kerajaan-ku!"

----------

Mengapa ada orang-orang yang sanggup melewati badai cobaan paling dahsyat dalam hidup mereka dan tetap berdiri sampai akhir? Sementara yang lainnya menghancurkan hidup mereka dengan kebencian dan ketidak mampuan untuk mengampuni dan memaafkan?

Orang-orang yang tetap mengasihi, mengakui suatu hal sederhana “we encounter the love of Christ...”

Dan ketika orang-orang berhadapan dengan Kasih Kristus itu, mereka dimampukan untuk melalui segala sesuatu dalam kehidupan. Kemudian mulai hidup seperti Kristus telah hidup; dengan mengasihi sesama, termasuk orang-orang yang membenci bahkan menjahati mereka…

Ada hal-hal di dunia ini yang hanya bisa terlalui karena cinta…

Jumat, 06 Mei 2011

Bejana Retak

Seorang Pembawa Air memiliki 2 buah bejana besar yang setiap hari menggantung di ujung-ujung pikulan yang dibawanya di atas bahu. Salah satu bejana itu memiliki retakan, sedangkan satunya lagi sempurna dan selalu berhasil membawa air penuh sepanjang perjalanan dari sungai ke rumah Pembawa Air…

Selama bertahun-tahun, Pembawa Air selalu hanya berhasil membawa satu setengah bejana air setiap harinya. Tentu saja bejana yang sempurna bangga dengan hasil yang dicapainya; sesuai dengan tujuan ia diciptakan. Tetapi bejana yang retak malu dengan ketidak-sempurnaannya dan merasa sedih karena ia hanya mampu membawa setengah dari jumlah seharusnya ia diciptakan…

Suatu hari di tepi sungai bejana retak berkata kepada Pembawa Air.
“Aku ingin minta maaf...”
“Minta maaf kenapa?” Tanya Pembawa Air.
“Selama ini aku hanya mampu membawa setengah dari yang seharusnya bisa aku bawa. Semua ini karena retakan di tubuhku yang mengakibatkan air keluar lagi selama perjalanan kembali dari sungai ke rumah. Karena cacatku ini, Kau tidak mendapatkan nilai yang setimpal dengan tenaga yang Kau keluarkan.” Kata bejana retak.

Pembawa Air tersenyum,
“Sahabatku, kau tidak mengerti apa yang kau katakan. Dalam perjalanan pulang nanti, perhatikanlah ada apa di sisi jalan setapak yang selalu kita lalui…”

Ketika mereka mulai menaiki bukit, bejana retak melihat sinar matahari menyinari bunga-bunga liar yang tumbuh indah di sisi jalan setapak. Bunga-bunga itulah yang selama ini menghiasi sudut-sudut rumah Pembawa Air.

“Kau lihat itu teman?” Kata Pembawa Air sambil tersenyum,
“Aku tahu tentang kekuranganmu, karena itu Aku menabur benih-benih bunga di sepanjang sisi jalan yang selalu kita lalui. Dalam setiap perjalanan pulang, kau menyirami mereka setiap harinya, sehingga mereka tumbuh indah dan segar. Bunga-bunga itulah yang kemudian menjadi hiasan di rumahKu selama ini.”

----------

Banyak orang terintimidasi dengan kekurangan dan keterbatasan. Lebih banyak lagi menjadi kecewa dan malu karena kegagalan. Manusia memang seperti itu…
Tapi tahukah kita bahwa Tuhan punya rencana, juga dengan semuanya itu? Banyak kali Tuhan melakukan perkara-perkara luar biasa, bukan melalui kelebihan, justru melalui kekurangan kita. Supaya nyata bagi semua orang, bahwa itu terjadi bukan melalui tangan seorang manusia, tapi keluar dari tangan Tuhan sendiri…

Tuhan selalu punya rencana, sekalipun dari dalam kelemahan kita…

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN,” (Yer. 29:11)

Minggu, 01 Mei 2011

Pencil Maker

Pembuat Pensil meletakkan sebuah pensil di samping, sesaat sebelum memasukkannya ke dalam kotak.
“Ada lima hal yang perlu kau ketahui” katanya kepada pensil itu, “Sebelum Aku mengirimkanmu kepada dunia. Selalu ingat dan jangan lupakan, dan engkau akan menjadi pensil yang luar biasa.”

“Pertama, kau akan bisa melakukan banyak hal luar biasa, tapi hanya bila kau mengijinkan dirimu dipegang di tangan Seseorang”

“Kedua, kau akan mengalami penajaman yang menyakitkan dari waktu ke waktu, tapi kau akan membutuhkannya untuk menjadi pensil yang lebih baik”

“Ketiga, kau akan bisa memperbaiki kesalahan yang akan kau lakukan.”

“Keempat, bagian terpenting dari dirimu akan selalu merupakan yang berada di dalam.”

“Dan kelima, di atas permukaan apapun kau digunakan, kau harus meninggalkan tanda. Tidak peduli apapun kondisinya, kau harus terus menulis.”

Pensil mengerti dan berjanji akan selalu ingat, kemudian masuk ke dalam kotak dengan tujuan di hatinya.

----------

Banyak hal di dunia ini yang tidak seharusnya kita lupakan, tapi manusia memang selalu punya kecenderungan untuk lupa. Dan biarlah tulisan ini membuat kita teringat lagi.

Pertama :
Kau akan punya kemampuan untuk melakukan banyak hal luar biasa, tapi hanya jika kau mengijinkan dirimu di pegang di dalam tangan Tuhan.

Kedua :
Kau akan mengalami penajaman yang menyakitkan dari waktu ke waktu, dengan melalui berbagai persoalan. Tapi kau akan membutuhkannya untuk menjadi kuat.

Ketiga :
Kau akan bisa memperbaiki kesalahan yang engkau lakukan, atau bertumbuh besar melalui mereka.

Keempat :
Bagian yang paling penting dari dirimu akan selalu merupakan yang berada di dalam, yaitu hatimu.

Dan kelima :
Di atas permukaan apapun engkau melangkah, kau harus meninggalkan jejak. Tidak peduli apapun situasinya, kau harus terus menyenangkan Hati Tuhan...

Selasa, 26 April 2011

Tanda Salib Di Langit

Dalam 1 galaxy ada 300 milyar bintang. Di dalam alam semesta yang diciptakan Tuhan yang dikenal oleh manusia, ada sekitar 100 juta galaxy. Salah satunya adalah galaxy yang bernama Whirlpool Galaxy (Messier 51a), sering disebut sebagai ‘the darling of astronomy’ dengan jaraknya 31 juta tahun cahaya dari bumi.

Lewat teropong Hubble yang mengorbit sekitar 569 Km di atas permukaan bumi, maka diketahui ada lubang hitam di Whirlpool Galaxy. Ada gambar “X” (salib), sebuah tanda tangan dari Tuhan ditempatkan di jagad raya ini…

“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;” (Mazmur 19:2)

Tetapi hal yang berikut ini lebih dahsyat lagi.
“Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.” (Mazmur 139:14)

Kita akan melihatnya lewat sesuatu yang ada di dalam diri kita, protein yang bernama ‘Laminin’. Sebuah komponen dalam tubuh yang memastikan semua struktur tubuh tertopang bersama-sama. Laminin itu seperti lem yang menyatukan seluruh stuktur tubuh. Perlu diketahui bahwa laminin tersebut berbentuk salib. Bahan yang menopang seluruh struktur tubuh kita konfigurasinya berbentuk salib!

“He is before all things, and in him all things hold together.” (Kolose 1:17 NIV)

Ada salib yang terpampang di langit, dan juga di sel tubuh kita. Alam semesta ---termasuk tubuh kita--- mengenal siapa Penciptanya. Pengorbanan-Nya di atas kayu salib sendiri adalah cara-Nya untuk berkata “Aku sangat mencintai engkau”. Jadi tanda salib sebanarnya adalah tanda cinta…

Suatu malam jika engkau meragukan cinta-Nya, menengadahlah ke langit, ada tanda cinta-Nya di sana, di antara bintang-bintang…

Minggu, 24 April 2011

Boiling Water

Seorang koki yang juga seorang hamba Tuhan, mendengar tentang kehidupan putranya yang sedang melalui banyak masalah… Sang koki takut putranya tidak akan sanggup bertahan kemudian melakukan hal-hal bodoh. Maka suatu hari dia menghubungi putranya dan memintanya untuk mampir sebentar di rumah makan milik keluarga mereka. Putranya datang sesaat sebelum rumah makan tutup, ayahnya menyambutnya di pintu depan dan mengajaknya ke dapur.

Sang ayah mengisi tiga buah panci penuh dengan air kemudian meletakkannya di atas api. Air di ketiga buah panci itu dibiarkan sampai mendidih. Kemudian sang ayah menaruh sebuah wortel di dalam panci yang pertama, sebutir telur di dalam panci yang kedua, dan beberapa sendok bubuk kopi di dalam panci yang ketiga, kemudian dibiarkan lagi selama hampir 20 menit.

Selama proses itu, ayah dan anak itu berbincang-bincang tentang masalah-masalah ringan sehari-hari. Bagaimana tentang presiden yang baru terpilih, keadaan cuaca, kemacetan lalu lintas… Tak sekalipun sang ayah menyinggung tentang masalah-masalah yang sedang dilalui putranya. Padahal putranya hampir yakin bahwa dia dipanggil ayahnya untuk diceramahi bagaimana menjadi orang muda Kristen yang baik. Tapi ternyata tidak, tidak malam itu. Mereka hanya berbincang-bincang sambil ayahnya memasak.

Tak lama kemudian ayahnya mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan meletakkannya di atas sebuah mangkok, telur di atas mangkok yang lain, dan menuang kopi ke dalam mangkok yang lain lagi. Sambil menata rebusan itu ayanya mulai berbicara,

“Ketiga bahan ini telah mengalami proses yang sama: perebusan… Tapi masing-masing telah menunjukkan reaksi yang berbeda. Orang-orang Kristen juga mengalami masalahnya masing-masing, dan masing-masing telah menunjukkan reaksi yang berbeda pula.

Wortel adalah sebuah bahan yang kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus menjadi lembut dan lunak. Sebagian orang Kristen menunjukkan reaksi yang sama ketika mengalami masalah; menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatan mereka.

Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Sebagian orang Kristen juga menunjukkan reaksi ini; awalnya memiliki hati yang lembut dengan jiwa yang dinamis. Tapi masalah merubah mereka menjadi pahit, dengan hati yang keras dan kaku.

Tapi alangkah baiknya jika kita bisa seperti bubuk kopi. Sesaat setelah bersentuhan dengan air mendidih, pada saat itu juga dia mulai mempengaruhi didihan air itu. Bahkan ketika air mencapai suhunya yang terpanas, kopi juga akan mencapai rasa dan aromanya yang paling nikmat…”

----------

Kesetiaan Tuhan membuatnya tidak akan pernah membiarkan kita dicobai melampaui batas kekuatan (I Korintus 10:13). Dan ujian selalu dimaksudkan untuk memunculkan yang terbaik dari setiap anak-anak-Nya (Ayub 23:10).

Sabtu, 16 April 2011

Kebaikan Yang Tidak Berakhir

Seorang putra dari sebuah keluarga kaya sedang bermain-main di dalam hutan dekat rumahnya, ketika dia terjatuh dan terperosok ke dalam kubangan lumpur. Dia berusaha untuk memanjat keluar dari kubangan itu, tapi tubuh kecilnya belum cukup kuat. Beruntung seorang petani lewat dekat situ dan mendengar tangisannya. Tak menunggu lama, petani itu melompat turun dan mengangkat anak itu keluar dari dalam kubangan…

Keesokkan harinya ayah si anak datang untuk menyatakan terima kasihnya kepada sang petani. Orang kaya itu menawarkan berbagai hal untuk membalas budi kebaikan petani itu. Tapi petani itu menolak dengan rendah hati…
Sampai akhirnya orang kaya itu menawarkan untuk menyekolahkan putra petani itu untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Suatu hal yang tidak mungkin dapat dilakukan sendiri oleh sang petani, karena tidak mungkin sanggup membiayainya. Akhirnya putra petani itu disekolahkan di St. Mary's Hospital Medical School di London, dengan dibiayai sepenuhnya oleh orang kaya itu.

Anak petani itu memanfaatkan kesempatan ini dengan belajar sungguh-sungguh. Sampai akhirnya menemukan sebuah penemuan besar: obat penisilin. Dunia kemudian mengenalnya dengan nama Sir Alexander Fleming.

Bertahun-tahun kemudian, putra dari keluarga kaya yang pernah ditolong ayahnya itu menderita penyakit pneumonia. Dan satu-satunya obat yang bisa menyelamatkan nyawanya adalah penisilin. Putra keluarga kaya itu kemudian sembuh dan melanjutkan hidupnya. Dunia kemudian mengenalnya dengan nama Sir Winston Churchill.

----------

Kita melihat bagaimana kebaikan kembali kepada mereka yang melakukan kebaikan. Seperti benih yang ditabur dan menghasilkan buah. Bahkan sekalipun kita tidak akan pernah melihat buah dari kebaikan yang kita lakukan itu, tetaplah berbuat baik. Seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia…

Jadi kalau hari ini Tuhan menuntun jalanmu kepada orang yang membutuhkan uluran tangan, ulurkanlah tanganmu, dan jadikanlah itu uluran tangan Tuhan bagi mereka…




Tuhan Yesus memberkati…

Kamis, 07 April 2011

Misteri Cinta

Thomas Carlyle, seorang penulis asal Inggris, menikah dengan Jane Welsh yang juga berprofesi sebagai penulis. Jane mendedikasikan hidup dan keberhasilannya untuk menjadi isteri yang baik bagi suaminya…

Thomas menderita beberapa penyakit dan juga gangguan saraf, karena itu dia kadang bertemperamen kasar. Jane sangat memahami masalah yang dihadapi suaminya. Dia menyediakan makanan khusus untuk Thomas dan mengusahakan keadaan dirumah mereka senyaman dan setenang mungkin, sehingga Thomas bisa terus menulis. Sekalipun seperti itu, Thomas hampir tidak pernah menunjukkan penghargaannya terhadap Jane. Juga jarang sekali menghabiskan waktu bersama-sama isterinya itu.

Tapi Jane kemudian menyadari bahwa Thomas mencintainya sepenuh hati, ketika menemukan surat yang Thomas kirimkan kepada ibunya. Dalam surat itu Thomas menulis tentang Jane:
“Aku dapat mengatakan di dalam hatiku bahwa dia mencintaiku dengan penuh kesetiaan, yang merupakan sebuah misteri bagiku bagaimana aku layak untuk menerimanya. Dia terlihat begitu riang dan lembut, yang masuk dalam kemuramanku, sebuah harapan baru muncul setiap kali aku menatap matanya...”

----------

Mengapa Yesus Kristus mencintai kita masih merupakan misteri sampai hari ini. Dan lebih tak terjelaskan lagi bagaimana orang berdosa seperti kita layak menerimanya… Sedemikian lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya, sebuah cinta yang melampaui segala pengetahuan. (Efesus 3:18-19)

Karena itulah hidup kita akan selalu dilimpahi dengan seluruh kepenuhan Allah. (Efesus 3:19) Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, (Efesus 3:20)

Rabu, 30 Maret 2011

Original Nature (Sifat Dasar)

Seorang pria bernama Samuel, tinggal di padang gurun Arizona bersama istri dan anak-anaknya. Suatu malam sebuah badai gurun yang besar menghantam daerah tempat tinggal mereka. Disertai hujan, hujan es dan angin kencang…

Pagi harinya setelah badai reda, sebelum matahari terbit, Samuel dengan rasa sedih dan kuatir tentang apa yang mungkin ia temukan, keluar rumah untuk melihat kerugian yang ia alami.

Hujan es telah menghancurkan kebun, dan garasi truknya telah rata dengan tanah. Sebagian rumah tidak beratap lagi, kandang ayam telah hilang terbawa angin serta ayam-ayam yang mati tersebar dimana-mana.

Sementara ia berdiri dengan bingung melihat kekacauan yang ada, dan berpikir tentang bagaimana ia dan keluarganya harus membangun kembali semua ini. Ia mendengar suara ribut dari tumpukan kayu yang merupakan sisa kandang ayam. Seekor ayam jantan tua sedang memanjat ke atas melalui reruntuhan dan ayam itu tidak berhenti memanjat sampai mencapai puncak papan tertinggi di tumpukan reruntuhan itu.

Ayam jantan tua itu basah kuyup dan sebagian bulunya telah tercabut terbawa angin. Tetapi saat matahari muncul di kaki langit sebelah timur, ayam tua itu mengepakkan sayap dan dengan bangga berkokok seperti biasanya...

Setelah babak belur melalui badai, ayam jantan tua itu tetap melakukan tugasnya di peternakkan. Karena memang sifat alaminya adalah berkokok…

----------

Sifat dasar kita sebagai orang benar adalah bangkit kembali setelah terjatuh…
“apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.” (Mazmur 37:24)

Tahukah kita bahwa petarung yang menang adalah yang bangkit kembali setelah terpukul jatuh? Mungkin dia menggeleng kepalanya sejenak menghilangkan pening, tapi kemudian melanjutkan pertarungan…

“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 8:35,38-39)

Selasa, 29 Maret 2011

Miracle Formula

Seorang atlit bertanding dalam sebuah lomba lari. Dia berlari sekuat tenaga selama pertandingan itu. Tapi saat memasuki putaran terakhir dari lomba yang panjang itu, sisa-sisa tenaganya yang terakhir sudah hampir habis…
Dan pada putaran terakhir menjelang garis finis, dia menyelesaikan pertandingan sambil mulutnya bergerak berkata-kata. Dia kemudian mengakhiri pertandingan yang baik dan menjadi juara.

Seorang wartawan mendekatinya ketika dia duduk beristirahat setelah pertandingan.
“Apa yang sedang kau ucapkan ketika memasuki garis finis tadi?” Tanya wartawan itu. “Kau berdoa mungkin?”, tambahnya.
“Ya”, jawab pelari itu sambil menunjuk kakinya yang masih bergetar karena kelelahan. “Aku berdoa, Tuhan angkatlah kaki ini, dan aku akan menurunkannya…”

---
Pelari itu berdoa kepada Tuhan, tapi dia juga melakukan semua yang dia bisa sekuat tenaga, untuk doanya terjawab.

----------

Dua orang anak Tuhan berangkat bersama menuju tempat kerja mereka. Di tengah jalan mereka menyadari bahwa kalau mereka tidak bergegas, mereka akan terlambat.

Salah satu kemudian mengajak berhenti dan berdoa, supaya mereka tidak terlambat sampai kantor.
“Tidak,” jawab temannya, “mari kita berdoa sambil berjalan menuju halte!”

---
You see guys,
Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikkan (Roma 8:28), tapi untuk mujizat Tuhan terjadi, kita perlu mengambil langkah pertama! Tuhan melakukan mujizat melalui kita, melalui tindakkan iman yang kita lakukan.

Kita tidak bisa berdoa mengharapkan mujizat kemudian diam saja. Mujizat terjadi karena iman, dan iman ditunjukkan melalui tindakkan.

Salah satu ‘formula mujizat’ adalah; usaha manusia sekuat tenaga, disempurnakan dengan campur tangan Tuhan…

"carilah, maka kamu akan mendapat;” (Matius 7:7

Senin, 28 Maret 2011

Hadiah Natal

Menjelang hari Natal, seorang ayah membeli beberapa hadiah untuk anak-anaknya, juga beberapa gulungan kertas kado. Putrinya yang masih kecil, meminta satu gulung.
"Untuk apa?" tanya sang ayah.
"Untuk kado, mau kasih hadiah" jawab si kecil.
"Jangan dibuang-buang ya." pesan sang ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil…

Pada hari Natal, pagi-pagi sekali si kecil sudah bangun dan membangunkan papanya,
"Pa, Pa... Ayo bangun pa, sekarang hari Natal!"
Sang ayah yang sekalipun masih lelah, bangun juga sambil tersenyum,
“Ya, Grace, selamat hari Natal, kenapa pagi-pagi sudah bangunin papa?”
Sambil tertawa riang si kecil menjawab,
“Grace punya hadiah buat papa!”
Sang ayah tersenyum lebar sambil bangkit dan menggendong putri kecilnya,
“Mana hadiahnya?”
“Ada di bawah pa, di bawah pohon Natal!”

Di bawah ternyata sudah berkumpul semua anggota keluarga yang lain. Semuanya bangun pagi-pagi untuk membuka kado, tidak ada seorangpun yang mau membuang waktu untuk merayakan Natal…
Sang ayah mencium istri dan anak-anaknya yang lain, semuanya saling berpelukan dan mengucapkan selamat hari Natal. Si kecil kemudian mengambil sebuah kado kecil dari bawah pohon natal dan memberikannya kepada ayahnya. Sang ayah mengenali pembungkus kado yang pernah diminta si kecil…

“Ini buat papa.”
“Terima kasih Grace… Apa isinya sayang?”
"Hadiah Natal buat papa. Buka dong pa, buka sekarang."

Sang ayah membuka hadiah itu. Ternyata di dalamnya berisi sebuah kotak kecil yang kosong, tidak berisi apa pun.
"Ah, malaikat kecil papa bisa saja. Kadonya kok kosong. Grace lupa masukin hadiahnya ya?" papanya tersenyum.
Tapi si kecil menjawab dengan ekpresi sungguh-sungguh di wajahnya,
"Nggak pa, nggak kosong. Tadi, Grace masukin buaanyaak sekali ciuman buat Papa!..."

Sang ayah tersenyum lagi, ini hari Natal yang luar biasa baginya. Ia mengangkat putri kecilnya, dipeluknya, diciumnya.
"Grace, papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan kotak ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Grace, papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong, diisi lagi ya?"

----------

Kotak kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi penuh, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu luar biasa. Apa yang terjadi ? Ternyata isinya cinta…

Banyak hal di dunia ini yang buat kita hanyalah merupakan hal-hal biasa yang kita lalui sehari-hari. Yang kadang tidak berarti apa-apa buat kita… Seperti terbitnya matahari di sebelah timur, kesegaran udara pagi dan kicau burung. Pohon-pohon yang meneduhi kita di siang hari, harumnya bunga-bunga di pinggir jalan…

Setiap hari kita melewatinya begitu saja, lupa bahwa semuanya itu adalah tanda cinta dari Tuhan. Kematian-Nya di kayu salib adalah cara-Nya untuk berkata “Aku sangat mencintai engkau”. Dan setiap hari Dia ingin mengatakan hal yang sama, melalui banyak hal di sekeliling kita…
Kita hanya perlu berhenti sejenak dan memperhatikan…

Senin, 21 Maret 2011

Break Free

Suatu hari seekor anak unta bertanya pada ibunya,
"Ibu, mengapa kita memiliki kuku kaki yang begitu besar?"
Sambil menunduk ke arah anaknya, ibu unta itu menjawab,
"Tuhan menciptakan kita dengan kuku sebesar itu untuk sebuah tujuan khusus, yaitu untuk menjaga kita agar tidak terbenam di pasir.”

"Oh, begitu ya… Lalu mengapa bulu mata kita begitu panjang bu?"
"Itu untuk melindungi mata kita dari pasir yang beterbangan..."
"Lalu bu, mengapa kita mimiliki punuk yang begitu besar?"
"Itu untuk menyimpan lemak, sehingga kita memiliki energi yang cukup untuk berpergian jauh di padang gurun yang panas!"

"Baiklah, sekarang aku tahu!" Anak unta itu merenggangkan lehernya.
"Kuku besar menjagaku agar tidak terbenam di pasir, bulu mata panjang untuk menjaga mataku dari pasir, dan punuk untuk menyimpan energi ketika perjalanan jauh melalui padang gurun…”

Tatapan anak unta itu kemudian berubah bingung,
“Lalu bu, apa yang sedang kita lakukan di kandang ini di tengah-tengah kebun binatang?"

----------

Akan-anak Tuhan dianugerahkan dengan segala kuasa dan kemampuan untuk menghadapi segala situasi kehidupan, yang terburuk sekalipun…

Tapi banyak anak-anak Tuhan membiarkan diri mereka sendiri terpenjara oleh ketakutan. Banyak orang-orang percaya tidak menyadari kuasa yang menyertai mereka. Akibatnya ketika sebuah situasi kehidupan mencoba untuk menawan mereka, mereka tidak menyadari bahwa mereka disertai dengan kuasa untuk membebaskan diri dan menghancurkan penjara itu!

Ketika Paulus dan Silas terpenjara dan terbelenggu, mereka menaikkan pujian. Maka “sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.” (Kisah Para Rasul 16:26)

Remember friends,
Penjara apapun yang sedang menawan hidupmu, You will always have the strength to break free!

Minggu, 20 Maret 2011

KAPAN NIKAH???"

"KAPAN NIKAH???" "UDAH, JANGAN MILIH-MILIHLAH! !!" "JANGAN LAMA-LAMA!!! !" "JANGAN KEJAR KARIER TERUS DONG!!!"



Tiba-tiba kalimat-kalimat norak diatas jadi sering gue denger dari orang-orang disekitar gue... nyebelin banget! dan mungkin banyak dialamin juga sama sebagian besar dari kalian semua.



(sorry buat yg udah punya pasangan hehehhe....)



KAPAN NIKAH???? Ya gak tau! Emang kenapa sih kalo gue masih pengen sendiri? emangnya gue bakalan membuat penipisan lapisan ozon makin cepat dengan kesendirian gue.

UDAH JANGAN MILIH-MILIH! !! Kok jangan milih-milih sih? MEMILIH ITU PENTING. Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan lawan jenis dan bukan sesama jenis aja. berarti gue sudah melakukan pemilihan (sadis amat sih contohnya hehehhehe... .) Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan si A dan bukan si B, berarti gue sudah melakukan pemilihan. Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan wanita yang seiman dan bukan yang beda kepercayaan, berarti gue sudah melakukan pemilihan. SIAPA BILANG JANGAN MILIH-MILIH.

JANGAN LAMA-LAMA!!! LHAAAA... emangnya gue si hunter (nama ****** teman gue) yang gak bisa ngeliat doggy betina, langsung dikejar-kejar buat dikawinin. Dua pribadi yang berbeda membutuhkan waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Lebih baik menyisihkan waktu lebih lama di waktu pendekatan atau pacaran daripada mengambil keputusan gegabah dengan resiko menyesal seumur hidup.



JANGAN NGEJAR KARIER TERUS!!! Gue gak ngejar karier, gue ngejar gajinya hahahha..... nikah itu butuh modal dan modal itu harus dikumpulin sedikit demi sedikit bukan jatuh dari langit. Gue justru ngeri ngeliat temen-temen gue yang berlomba-lomba nikah, kalo gue tanya alasannya pasti karena umur, desakan orang tua yang mulai malu karena anak gadisnya gak laku-laku, takut dibilang perawan tua. Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat temen-temen gue "tutup mata" terhadap setiap perbedaan yang justru sebetulnya sangat penting untuk dipertimbangkan pada masa pacaran apakah memang "gue itu tulang rusuknya dia" (buat yang cewek) atau apakah "dia tulang rusuk gue " (buat yang cowok), mereka punya prinsip yang penting nikah dulu. mereka dengan gampangnya berpikir bahwa karakter buruk yang sudah tertanam selama berpuluh-puluh tahun didalam diri "sang kekasih" bisa hilang begitu saja pada saat menikah. Gue tahu mungkin banyak yang gak setuju dengan pendapat gue, tapi gue gak mau menikah hanya karena masalah umur, siapa sih yang berhak ngasih patokan umur seseorang untuk menikah? siapa sih yang berani jamin bahwa nikah di umur 25 tahun akan lebih bahagia dari yang nikah di umur 30 atau lebih?, coba liat di catatan sipil, angka perceraian paling tinggi terjadi pada pasangan yang menikah pada umur yang mana (kalo udah dapet datanya, kasih tau gue ya, soalnya gue sendiri gak pernah ngecek hahahahh.... . ) Malah menurut gue menikah diusia 30 atau lebih itu banyak sisi baiknya, karena disitu biasanya emosi seseorang sudah lebih stabil, kedewasaan temperamen sudah mulai terbentuk, persiapan materi cukup memadai. (materi itu tetap harus masuk dalam pertimbangan dong, kan gak bisa bayar listrik sama bayar telepon pake surat cinta), Gue juga gak mau menikah karena desakan orang tua atau karena takut dibilang perawan tua, yang ngejalanin pernikahan itu kan gue bukan mereka, yang bakalan tanggung semua resiko kalo ada masalah kan gue bukanmereka, perkawinan kan bukan tuk dibuat main-main apalagi trus kawin - cerai. kebayang gak tuh kalo sampe salah milih bakalan sengsara seumur hidup.



JADI LU GAK PENGEN NIKAH? GUBRAKKK.... !!!! gue pasti pengen nikah tapi dengan alasan yang tepat, gue pengen nikah karena gue menyadari bahwa hidup ini terlalu berat untuk dijalani sendirian (ceileee...puitis amat lu), gue pengen nikah karena gue menyadari gue membutuhkan seseorang yang bisa saling mendukung dalam segi spiritual dan material, gue pengen nikah karena gue butuh menyayangi seseorang dan butuh untuk disayangi (hihihihi... jadi malu nih), dan masih banyak lagi... tapi yang jelas gak bisa ditentuin kapan waktunya, bisa cepet bisa juga lama, kalo soal waktu kan terserah sama yang DIATAS.

Cinta itu sama seperti orang yang menunggu bis. Sebuah bis datang, dan kamu bilang, "Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh !

Aku tunggu bis berikutnya aja deh."Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.."Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi.

Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor.

Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju ! Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.

Moral dari cerita ini: sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal' untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.

Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita.


Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kamu masih bisa berteriak 'Kiri' ! dan keluar dengan sopan.Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong, kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.



DON'T PUSH ME TO GET MARRY SOON, LET ME WAIT MY TIME,CAUSE MY GOD WILL PROVIDE ME THE BEST PERSON WHEN THE TIME COMES.

Jumat, 18 Maret 2011

GOD'S HOLDING HAND

Seorang wanita paro bayah mendekatiku sambil menangis...

Aku sedikit terusik dari lamunan panjangku menyusuri koridor Rumah Sakit yang dihuni oleh Mama sahabatku, Elsye.

Sambil mengernyitkan dahi dan sedikit kesal karena terusik, aku memegang pundak nenek sambil bertanya, " Ada apa Nek?"

Ia memegang kedua pipiku sambil terus berlinangan air mata..

"Aku takut..", katanya.

Aku terheran-heran... Dibanding nenek-nenek yang pernah kulihat ini, nenek ini terlihat lebih sehat dan kuat dibanding yang lainnya.

Bayanganku bahwa orang yang usianya lebih tua di atasku, adalah orang yang lebih bisa mengatasi kekuatiran dan ketakutannya dibanding aku yang usianya jauh dibawah dia..

Dulu, aku begitu ketakutan jika harus tidur di kamar yang gelap... aku begitu ketakutan kalau Mama tidak ada disampingku jika aku harus mengikuti lomba menyanyi.. aku begitu ketakutan ketika menaiki Roller Coaster sekalipun

Papa ada di sampingku. Ah sudahlah, pikirku.. untuk apa aku mengingat semua itu..

Haruskah orang setua ini ketakutan...? Apa ia juga takut gelap seperti aku ?

"Memangnya kenapa , Nek?"

"Cucuku seusia kamu..

Aku takut ia meninggal...

Ia sekarang ada di ICU.. Ia kecelakaan dengan motor karena lari dari rumah..

Aku takut ia meninggal sebelum aku bisa mengatakan bahwa aku menyayangi dia dan memaafkan dia."

Nenek itu sesunggukan menangis...

"Apa ia melakukan sesuatu yang salah?"

"Aku begitu keras terhadap dirinya.. Ia cucu angkatku...

Karena ia cuma anak angkat dari putriku aku sering memarahi dan memukulnya dengan keras,

sehingga akhirnya ia pergi dari rumah..

Aku menyesal, karena akhirnya aku sadar.. ternyata, aku sangat menyayangi dia.."

Aku tertegun...

Aku ada di sini untuk sebuah alasan yang berbeda.. namun punya satu kesamaan...

Aku tinggalkan rumah karena merasa orang tua turut campur dalam masalah pergaulanku.. Aku tinggalkan rumah dan menginap di rumah Elsye, sampai akhirnya aku ada di Rumah Sakit ini untuk menemani Elsye mendampingi Mamanya yang sedang sakit..

Tiba-tiba aku merasakan ketakutan yang sama, takut kehilangan orang yang ternyata sangat saya cintai..

Papa dan Mama yang selalu ada ketika saya ketakutan di dalam kamar yang gelap, ketika aku menangis karena ngeri dengan Roller Coaster yang saya tumpangi, tangan Papa yang hangat yang selalu merangkul saya dan meneduhkan hati sehingga saya tidak jatuh pingsan diatas Roller Coaster itu..

Setetes air mata luruh di pipiku...

Aku tak dapat menghitung lagi kebaikan mereka.. terlalu banyak...

Aku tak mau menyesalinya nanti dan mungkin itu bisa saja terlambat.. Aku mau kembali kepada Mama dan Papa..

Aku harus pamit pada Elsye..

Aku berbalik dan bergegas menuju ruangan tempat Mama Elsye.


Sebuah tangan menghentikanku...


Nenek itu berkata,"Nak, bisa aku memelukmu, sebelum kamu pergi? Aku ingin memeluk Keyra, cucuku melalui kamu. Aku ingin katakan aku sayang padanya dan aku ingin ia sembuh.. aku ingin dia bisa bersama-sama lagi dengan kami semua. Aku tidak akan biarkan ia pergi lagi dari rumah dan aku berjanji tidak akan menyakiti hatinya lagi."

"Tentu bisa, Nek"

Karena hal yang sama juga ingin aku nyatakan juga kepada Papa dan Mama...

"Jangan takut Nek, jika kita berserah kepada Tuhan, Ia pasti akang menolong..

Tangan-Nya takkan pernah terlambat untuk memegang dan menolong kita..."

Kami berdua berpelukan, dengan tangis serta doa untuk orang yang kami cintai.

---------------------------------

...THERE'S NONE TOO OLD TO BE FEAR...

YES... SOMETIMES.. WE ARE...


... Ketika sendiri.. kita takut...

... Ketika kedapatan bersalah.. kita takut..

... Ketika segalanya tidak pasti.. kita takut..

... Ketika ditinggalkan.. kita takut..

... Ketika kita tidak punya apa-apa.. kita takut..


The GOOD NEWS is... GOD WILL NEVER LET YOU GO...


Tangan kuat yang memegangku... selalu menuntunku ku tak mau jalan sendiri...YESUS ku perlu kasih-Mu.. kuperlu kuasa-Mu sampai akhir hidupku...


"...Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan."

Yes 41:10

...dan jangan pernah meninggalkan TUHAN, karena hanya di dalam Dia kita merasakan aman..

Kamis, 17 Maret 2011

Wealth Or Love?

Henry, seorang karyawan di sebuah perusahaan saham, benar-benar sangat ingin untuk menjadi kaya. Suatu hari dia bercerita dengan penuh semangat tentang hal-hal yang akan dibelinya dan hal-hal yang akan dilakukannya seandainya dia menjadi milyuner…

Seorang temannya, Gerald, berkomentar,
“Punya uang banyak memang menyenangkan, tapi bukankah uang yang banyak tidak dapat membeli kebahagiaan?”

Henry berpikir sejenak, kemudian berkata lagi,
“Uang yang banyak memang tidak dapat membeli kebahagiaan, tapi tentunya bisa membeli semuanya yang lain! Bukan begitu Brad?”

Brad adalah seorang putra dari sebuah keluarga yang sangat kaya, bekerja sebagai direktur di salah satu perusahaan keluarganya…
“Ya, uang memang bisa membeli segalanya yang lain…”
“Ha ha, betul kan!” Tawa Henry.
“Kecuali satu hal…” Sambung Brad, tatapannya memandang jauh…
“Apa itu?”
“Kebahagiaan…”

----------

Uang berbicara keras, Cinta berbisik…

Uang membangun tempat berteduh, Cinta membangun tempat tinggal yang nyaman…

Uang menciptakan celah antara kaya dan miskin, Cinta membangun jembatan di antara mereka…

Uang membangun tembok penghalang di antara manusia, Cinta meruntuhkan tembok itu…

Uang adalah sesuatu yang sangat penting, tapi menjadi sesuatu yang tidak terlalu penting tanpa Cinta…

Jangan biarkan hal-hal yang dapat dibeli dengan uang merebut kita dari hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan uang…

----------

Menjadi kaya sama sekali bukan dosa, tapi kekayaan kita berubah menjadi dosa ketika kita mulai melupakan sesama kita manusia. Tuhan mengaruniakan kekayaan, untuk kita menjadi berkat bagi sesama, bukan untuk kita menghambakan diri kepada uang itu.

“Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24)

Rabu, 16 Maret 2011

Tomat Beracun

Dahulu, orang Amerika sangat takut terhadap buah tomat, mereka menganggapnya beracun dan tidak bisa dimakan, karena tomat masih sekeluarga dengan sejenis tumbuhan beracun…

Namun suatu saat di tahun 1733, seorang dokter asal Virginia bernama Dr. Siccary, memberanikan diri ‘menantang maut' dengan memakan beberapa buah tomat di depan orang banyak, untuk membuktikan bahwa buah tomat bisa dikonsumsi. Orang-orang Amerika kemudian menjadi percaya bahwa tomat tidak beracun, dan bahkan memiliki rasa yang nikmat.

Sekarang, Amerika Serikat adalah produsen dan konsumen tomat terbesar di dunia. Dan hal ini terjadi hanya karena seorang dokter yang mengetahui sebuah kebenaran dan mengambil sebuah langkah yang berani untuk mematahkan paradigma berpikir sebuah generasi.

----------

“Jangan takut untuk mengambil sebuah langkah besar bila memang itu diperlukan. Anda takkan bisa meloncati sebuah jurang dengan dua lompatan kecil.”
- David Llyoid George

Wahyu 21:5 berkata "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan Yesus Kristus melakukan semuanya itu melalui Karya Keselamatan. Sebuah karya yang mengubah dunia selama-lamanya, tapi telah dibayar dengan mengorbankan nyawa-Nya sendiri. Sebuah harga yang sangat mahal, tapi harus dilakukan-Nya karena tidak ada jalan lain lagi.

Ketika kita mengharapkan sesuatu yang besar terjadi dalam hidup kita (keluarga, pekerjaan, pelayanan). Kadang kita diharuskan untuk melakukan sebuah perubahan besar dan radikal. Tidak mudah memang, tapi terkadang memang harus dilakukan. Dan pilihannya ada pada kita sendiri…

Minggu, 13 Maret 2011

Sepotong Besi

F.B Mayer, seorang pendeta dari Inggris, memberikan sebuah ilustrasi tentang proses yang menghasilkan kualitas. Katanya,
“Sepotong besi biasanya berharga $2.50.
Kalau ditempa menjadi tapal kuda, harganya menjadi $5.
Kalau ditempa menjadi jarum, harganya menjadi $175.
Kalau ditempa dan dibentuk menjadi pisau silet, harganya menjadi $1.625.
Kalau dibentuk menjadi jarum penunjuk arloji, harganya menjadi $125.000.”

Setiap tempaan dan pembentukan terhadap besi tersebut, meningkatkan nilai jualnya. Semakin banyak di tempa, dipukul, dibakar, dihaluskan; nilainya akan semakin tinggi…

----------

Banyak hal yang instan di dunia ini. Mulai dari makanan hingga keberhasilan dan kesuksesan. Orang-orang lebih ingin mencapai sesuatu dengan mudah dan cepat. Itulah sebabnya tayangan-tayangan pencarian bakat sangat banyak diminati.

Namun Tuhan tidak bekerja dengan cara instan seperti ini. Dia membuat kita mencapai keberhasilan dengan menjalani proses. Tuhan ingin kita memiliki kesabaran dan stabilitas dalam diri kita, sehingga kita “menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.” (Yakobus 1:4)

Ingatlah bahwa kita tidak perlu menjalani kehidupan ini dengan tergesa-gesa. Nikmatilah setiap proses dan “Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang,” (Yakobus 1:4)

Ketika kita mengalami banyak pembentukan, tempaan, ujian, ingatlah bahwa Tuhan sedang membentuk kita untuk dipakai guna tujuan yang mulia…

Seorang teman pernah berkata,
“Life can be hard for those who walk on God’s path… But the life they live will eventually be worth the suffer…

Sabtu, 12 Maret 2011

Spring Flowers

Cuaca sangat lembab dan berangin saat aku membantu seorang teman menanam bunga musim semi di kebunnya.

”Tanamlah berdekatan,” pintanya, “tanaman ini akan tumbuh dengan lebih baik jika ditanam seperti itu.”

Aku meneruskan menanam bunga putih itu dalam kelompok ditempat yang baru. Lalu aku merenung,
“Bagaimana tanaman itu dapat bertahan melawan angin, hujan, dan terik matahari? Akankah mereka tumbuh lebih baik jika ditanam berdekatan?

Saat aku menengok kebun bunga temanku itu beberapa bulan kemudian, yang ditanam berdekatan, berbunga lebat dan bertumbuh lebih baik…
Kedekatan membuat mereka subur…

Demikian juga kita sebagai orang Kristen, kita juga akan bertumbuh dengan baik jika kita hidup dalam sebuah komunitas, dimana kita dapat saling berbagi. Penulis kitab Ibrani pasti mengetahui dengan pasti kekuatan persekutuan. Ketika Anda berada di dalam komunitas, Anda akan menemukan dorongan dan motivasi untuk saling mengasihi dan berbuat baik. Saat angin dan badai kehidupan melanda, mencoba menghambat pertumbuhan dan mengacam Anda, maka komunitas sekitar Anda akan menguatkan dan dengan kasih Kristus Anda akan dapat bertahan melaluinya.

Pastikan diri Anda tidak hidup menyendiri, tinggallah dalam komunitas untuk sama-sama menjadi kuat dan terus bertumbuh ke arah kepenuhan Kristus.

“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25)

Jumat, 11 Maret 2011

Tujuh Keajaiban Dunia

Seorang guru Sekolah Dasar memberikan tugas kepada kelas yang diajarnya, untuk mendaftarkan Tujuh Keajaiban Dunia yang mereka ketahui saat ini. Tepat sebelum kelas usai siang itu, semua siswa diminta untuk mengumpulkan tugas mereka masing-masing. Seorang gadis kecil yang paling pendiam di kelas itu, mengumpulkan tugasnya paling akhir dengan ragu-ragu. Tapi tidak ada seorangpun yang memperhatikan hal itu…

Malamnya sang guru mulai menilai hasil tugas siswa-siswanya. Dan walaupun terdapat sedikit perbedaan, sebagian besar siswa mendaftarkan demikian:

Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Piramida
2. TajMahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon

Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut. Tapi guru itu meneruskan penilaiannya sampai lembar yang paling akhir…

Tapi pada lembar yang paling akhir itu, sang guru kemudian terdiam sambil merenung. Lembar terakhir itu milik si gadis kecil yang pendiam…
Isinya seperti ini:

Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Bisa melihat;
2. Bisa mendengar;
3. Bisa menyentuh;
4. Bisa disayangi;
5. Bisa merasakan;
6. Bisa tertawa; dan
7. Bisa mencintai…

Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran-lembaran tugas siswa-siswanya… Kemudian menundukkan kepalanya berdoa... Mengucap syukur buat seorang gadis kecil pendiam di kelasnya, yang hari itu telah mengajarkannya sebuah perkara hebat…

----------

Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban, sementara Tuhan sendiri menganugerahkan keajaiban bagi kita setiap saat. Keajaiban itu Tuhan taburkan di sekeliling kita untuk kita miliki, simply karena sedemikian dalam Dia mencintai kita…

Lihatlah sekelilingmu hari ini, kepada semua keajaiban yang Tuhan sudah sediakan di sekitarmu, kadang tanpa engkau sendiri sadari…

Rabu, 09 Maret 2011

Belajar dari Kadal

Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor kadal terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah paku. Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek paku itu, ternyata paku tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

Apa yang terjadi? Bagaimana kadal itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun?

Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal. Orang itu lalu berpikir, bagaimana kadal itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada paku itu!

Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan kadal itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor kadal lain muncul dengan makanan di mulutnya …. astaga!!

Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor kadal lain yang selalu memperhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sungguh ini sebuah cinta…cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor kadal itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

Selasa, 08 Maret 2011

Seekor Keong

Tuhan memintaku menemani seekor keong jalan-jalan. Aku tidak mengerti maksud-Nya, tapi kulakukan saja…

Aku tidak dapat berjalan terlalu cepat, karena keong jalannya lambat. Dia sudah berusaha keras mengimbangi langkahku, tapi setiap kali hanya beringsut sedemikian sedikit.

Aku mulai kehilangan kesabaran, aku mulai mendesak, menghardik dan memarahinya. Dia memandangku dengan tatapan penuh permohonan maaf, seakan mau berkata “aku sudah berusaha sekuat tenaga…”
Aku mulai menarik, menyeret bahkan menendangnya. Keringatnya mengucur deras, nafasnya tersengal-sengal, tapi walaupun pelan, dia tetap terus merangkak maju… Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku menemani seekor keong jalan-jalan?!

Keong tetap merangkak pelan di depan, aku kesal di belakang. Akhirnya aku menarik nafas panjang dan mulai pelankan langkah, mulai menenangkan hati…

Oh?! Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman. Aku rasakan hembusan angin, ternyata angin malam itu sedemikian lembut. Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing. Aku menengadah ke atas, langit penuh bintang cemerlang!

Wow! Mengapa dulu aku tidak merasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga… Mungkin bukan aku yang Tuhan minta menemani keong jalan-jalan, mungkin keong itulah yang diminta Tuhan untuk bersabar menemaniku, sampai kupahami pelajaran berharga yang tak pernah kumengerti sebelumnya…

----------

Banyak dari kita berjalan melalui hidup terlalu cepat. Tidak lagi memperhatikan sekeliling dan sesama. Berusaha menggapai tujuan dengan tidak peduli apa atau siapa yang harus dikorbankan…

Ada waktu-waktu ketika kita harus melambatkan langkah… Menyempatkan waktu untuk memperhatikan sekeliling dan sesama. Menyempatkan waktu untuk bersyukur dan berterima kasih. Menyempatkan waktu untuk berdoa…

Doa dan hubungan dengan Tuhan bukanlah membuang waktu dengan sia-sia, justru dalam doalah terletak semua kekuatan yang akan engkau butuhkan untuk menjadikan waktu-waktu yang lain jauh lebih berharga…

Senin, 07 Maret 2011

Helping Hand

Seorang pria dari suku Indian, suatu hari memutuskan untuk menjadi Kristen. Dia kemudian mulai menceritakan tentang Yesus kepada banyak orang lain sejak hari itu…

“Mengapa kamu selalu membicarakan dan menyebut nama Yesus?”, tanya seorang sahabatnya suatu hari. Pria Indian ini terdiam sebentar, perlahan kemudian mengambil sejumlah ranting dan rumput kering dan dibuatnya menjadi lingkaran. Diletakkannya seekor ulat di tengah-tengah lingkaran, kemudian membakar ranting dan rumput kering itu.

Dua orang Indian itu menyaksikan bagaimana ulat di tengah-tengah api itu menggeliat karena kepanasan. Ulat itu terus menggeliat tanpa punya kemampuan untuk mengeluarkan dirinya sendiri dari situasi itu. Situasi yang akan segera membunuhnya jika tidak ditolong…
Tak lama sang Indian mengulurkan tangannya, dan ulat itu merambat naik dengan selamat…

Indian itu menatap sahabatnya dan berkata,
“Seperti itulah yang dilakukan Yesus bagiku… Dalam keadaan tak berdaya di tengah-tengah bahaya, Dia mengulurkan tangan-Nya dan menyelamatkan aku…”

----------

Tangan berlobang paku itu selalu terulur buat setiap kita… Tidak peduli sebesar apapun masalah sekelilingmu, Tangan itu sanggup untuk mengangkat dan menyelamatkan engkau…

Berserulah hari ini, dan saksikan keselamatanmu datang! Karena itulah Dia disebut Juruselamat, karena Dia selalu menyelamatkan! Dan pertolongan-Nya yang tidak pernah terlambat…

Bala tentara-Nya sudah siap! You just need to command them! In Jesus Mighty Name!

VERSI KETIGA

Seorang guru kelas 4 SD mengajar di kelas Menulis Kreatif…
Dan seperti biasa, dia memulai dengan sebuah cerita; Semut dan Belalang.

“Semut bekerja keras selama musim panas, mengumpulkan persediaan makanan yang cukup untuk menghadapi musim dingin. Tetapi belalang bermain dan bermalas-malasan dan tidak mengumpulkan makanan sedikitpun. Maka ketika musim dingin tiba, tak berapa lama belalang mulai kelaparan. Jadi dia melompat ke rumah semut dan berusaha meminta makanan,
“Semut, tolonglah aku, aku kelaparan dan tidak mempunyai makanan, bagilah makananmu denganku supaya aku bisa melalui musim dingin ini…”
Nah anak-anak, tugas kalian adalah menulis akhir dari cerita tadi…”

Guru tersebut telah mengajar di kelas itu selama bertahun-tahun. Dan selama bertahun-tahun itu, hanya ada dua versi akhir cerita yang ditulis oleh murid-muridnya.
Sebagian menulis semut membagi makanannya dengan belalang, sehingga keduanya bertahan hidup sampai musim dingin berakhir.
Dan sebagian lagi menulis, semut itu berkata,
“Tidak belalang, kamu seharusnya bekerja selama musim panas bukannya hanya bermain-main saja. Aku hanya memiliki makanan yang cukup untukku sendiri!” Jadi semut itu bertahan hidup sedangkan belalang mati kelaparan…

Tapi ketika lembaran-lembaran tulisan dikumpulkan hari itu, guru tersebut menemukan sebuah tulisan yang berbeda… Mark, salah seorang muridnya di kelas itu, menulis versi yang ke tiga:
“Lalu semut memberikan semua makanannya kepada belalang. Belalang tetap hidup melalui musim dingin, dan semut mati kelaparan…”

Di dasar halaman, Mark menggambar tiga salib.
“Dia memberikan segalanya supaya kita beroleh hidup…”

----------

Banyak orang yang mungkin akan berkata bahwa Karya Keselamatan adalah suatu kebodohan. Dan hal itu memang hampir tidak mungkin terpahami, kecuali oleh orang-orang yang pernah menemukan cinta sejati dalam hidup mereka…

Mencintai sampai membodohkan dirinya sendiri, Yesus Kristus telah melakukan semua itu buat kita…

Kamis, 03 Maret 2011

Mereka Akan Ingat

Kami sedang menghadiri suatu resepsi pernikahan, ketika seorang pria seumuran saya datang menghampiri dan bertanya apakah saya masih mengenalinya. Tapi bukan saja saya tidak mengenalinya, dia sama sekali terlihat asing bagi saya… setelah beberapa waktu tebak-menebak, dia memberitahu saya bahwa dia adalah tetangga saya ketika masih kecil.

Ada dua hal yang saya ingat tentang keluarganya. Pertama; ibu asuhnya adalah seorang guru piano, dan kedua; mereka mempunyai seekor anjing yang sangat galak yang sering membuat saya ketakutan saat saya pergi les piano ke rumahnya.

Pria itu, Ted, memberi tahu bahwa saya pernah bersaksi kepadanya dan teman baiknya di halte bis. Dia mengulang apa yang pernah saya katakan kepada mereka saat kami bersama-sama menanti bis pagi itu, puluhan tahun yang lalu. Dia masih ingat persis pada semua yang saya katakan waktu itu, ketika saya sendiri bahkan sudah hampir tidak ingat sama sekali…

Mereka tidak menerima Kristus pada hari itu, tapi kemudian di dalam kehidupan mereka, keduanya menjadi Kristen.

----------

Setelah itu saya mengingat kembali masa kecil saya, hari Sabtu sore di musim panas. Guru sekolah minggu kami memberi kelas kami suatu kesempatan untuk menerima Yesus ke dalam hidup kami. Saya masih ingat apa yang dia katakan:
“orang tidak akan pernah lupa saat anda berbicara kepada mereka tentang iman anda.”

Saya juga pernah diberi tahu,
“Keberhasilan dalam bersaksi adalah membagikan Kristus dalam kuasa Roh Kudus, dan meninggalkan hasilnya ke dalam tangan Tuhan.”

----------

Kita tidak akan melakukan sesuatu yang sia-sia, ketika kita melakukannya bersama Tuhan. Setiap perbuatan kasih dan kebaikan, sekalipun tampak sia-sia, sesungguhnya adalah benih yang akan tumbuh menjadi sesuatu yang besar bagi kemuliaan-Nya…




“Mereka Akan Ingat” by Katherine Kehler

Rabu, 02 Maret 2011

Rancangan Tuhan

Satu hal tentang rencana dan rancangan Tuhan adalah, tak terpahami dan tak terselami oleh pikiran manusia… Jerry Stemkoski, mempelajari hal itu dari seorang petani tua…

Jerry menulis seperti ini:
Pada suatu hari di musim semi, aku berkenalan dengan seorang petani tua. Di musim semi itu sering turun hujan, dan menurutku, turunnya hujan di awal musim seperti itu tentu bagus untuk tanaman.

“Tidak juga,” kata petani tua itu,
“Sebab kalau cuaca terlalu memanjakan tanaman, maka tanaman mungkin hanya akan menumbuhkan akar di permukaan. Kalau itu terjadi, badai akan dengan mudah membuatnya tercabut dari tanah dan mati. Sebaliknya, kalau cuaca kurang bersahabat pada awal musim, maka tanaman harus menumbuhkan akar yang kuat dan dalam untuk mendapatkan air dan zat hara dari kedalaman tanah. Sehingga tanaman cenderung lebih bisa bertahan terhadap badai…”

-------

Akan menyenangkan memang mendapatkan sesuatu dengan cepat dan mudah, tapi Tuhan tidak akan menginginkan kita untuk menjadi anak-anak gampang (Ibrani 12:8).

Jalan-jalan Tuhan memang terkadang sulit untuk dilalui, tapi semua itu dirancangkan untuk membuat kita kuat; bukan hanya kuat untuk melalui masa-masa sulit, tapi juga kuat untuk menerima semua berkat dan kelimpahan yang Dia sediakan bagi kita…

Jangan menyerah ketika keadaanmu saat ini tidak seperti yang engkau harapkan. Dia sedang melatih engkau untuk perkara-perkara besar. Juga karena kesetiaan-Nya, Dia tidak akan membiarkan engkau dicobai melampaui kekuatanmu (I Korintus 10:13).

Tuhan Yesus memberkati…

Selasa, 01 Maret 2011

Pembeli Istimewa

Pada suatu hari di sebuah kota kecil di Jepang, datanglah seorang Ibu berpakaian sederhana ke sebuah toko kue mewah di kota itu... Dia datang untuk membeli kue manju (kue yang terbuat dari kacang hijau berisi selai).

Pelayan-pelayan toko itu sangat terkejut melihat Ibu itu, karena pakaiannya yang sangat sederhana menunjukkan bahwa dia orang miskin. Sementara toko itu adalah tempat berbelanja orang-orang kaya. Karena itu seorang pelayan dengan terburu-buru membungkus kue yang dipesan Ibu itu, dengan maksud supaya si Ibu bisa segera meninggalkan toko.

Tapi belum sempat dia menyerahkan kue itu, seorang Bapak setengah baya melangkah keluar dari ruang dalam toko itu, Bapak itu adalah sang pemilik toko.
“Tunggu, biarkan saya yang menyerahkannya.”

Pemilik toko itu kemudian menyerahkan bungkusan kue kepada sang Ibu, sambil sang Ibu menyerahkan uang pembayaran. Pemilik toko itu membungkuk hormat,
“Terima kasih atas kunjungan anda.”

----------

Setelah sang Ibu berlalu, pemilik toko itu berbalik dan menemukan pelayan-pelayan tokonya sedang memandangnya kebingungan. Karena dia memang sudah hampir tidak pernah lagi melayani pelanggan sendiri.
“Saya harus melayaninya sendiri,” katanya, “Ibu tadi adalah seorang pembeli istimewa…”

Pelayan-pelayan toko itu masih saling bertatapan kebingungan, tapi tak ada seorangpun yang berani bertanya.
“Selama ini yang membeli kue di toko kita adalah orang-orang kaya. Mereka bisa membeli berapa saja dan kapan saja, sekalipun harga kue di toko kita agak mahal. Tapi Ibu tadi pasti harus mengorbankan sebagian penghasilannya yang tidak seberapa untuk bisa menikmati kue manju dari toko kita… Karena itulah dia harus dilayani dengan hormat!”

----------

Guys,
Tuhan tidak pernah memandang kita seperti cara dunia memandang. Tuhan tidak akan memandang engkau dari tampilan dan kekayaanmu, dari gelar dan latar belakang keluargamu. Dia memandang kedalaman hatimu…

Seorang janda yang memberi tiga peser, dihargai Tuhan Yesus jauh melebihi pemberian-pemberian besar orang-orang kaya. Karena janda itu, sekalipun tidak punya banyak, masih saja mau memberi… Hatinya yang mencintai Tuhan, membuat dia tetap memberi, sekalipun setelah itu dia tidak punya apa-apa lagi…

Engkau dicintai apa adanya, sebagaimanapun keadaanmu…
Engkau hanya perlu membawa hatimu…

Senin, 28 Februari 2011

Lukisan Seorang Prajurit

Ada seorang ayah dan anak dari sebuah keluarga kaya di Amerika. Mereka memiliki hobi mengumpulkan berbagai benda karya seni langka. Ayah dan anak ini memiliki koleksi lukisan Picasso dan Raphael. Seringkali mereka duduk dan mengagumi koleksi seni yang mereka miliki.

Suatu hari perang Vietnam dimulai. Amerika mengirimkan prajurit-prajuritnya ke medan perang, dan salah satunya adalah anak orang kaya itu. Tapi tak berapa lama di medan perang, sebuah berita menyedihkan sampai kepada sang ayah, anak yang dikasihinya itu tewas saat berusaha menyelamatkan seorang prajurit lainnya…

Beberapa bulan kemudian, menjelang hari Natal, seorang prajurit datang ke rumah orang kaya itu. Prajurit itu menyalaminya dan berkata,
“Tuan, Anda mungkin tidak kenal saya, tetapi saya adalah prajurit yang diselamatkan oleh anak Anda. Saat dia sedang berusaha menyelamatkan saya, sebuah peluru mengenai dadanya dan ia tewas... Sebelumnya, saya sering berbincang dengannya dan ia sering menceritakan kecintaan Anda akan seni.”

Anak muda itu mengeluarkan sebuah kotak, dan memberikannya kepada bapak itu.
“Saya tahu ini tidak seberapa, dan saya pun bukanlah seorang pelukis hebat, tetapi saya pikir anak Anda ingin Anda mendapatkan ini.”

Sang bapak membuka kotak yang berisi lukisan wajah putranya, yang dilukis olah anak muda itu. Dia kagum bagaimana si prajurit menggambarkan anaknya di lukisan itu, dan sangat terharu. Karena begitu berterima kasih, pria itu ingin membayar prajurit itu.
“Jangan tuan, saya tidak akan pernah dapat membayar pengorbanan anak Anda. Ini adalah sebuah hadiah.”

Bapak itu kemudian menggantung lukisan itu diantara koleksi-koleksinya. Dan setiap kali ada tamu, ia selalu memperlihatkan lukisan itu terlebih dahulu sebelum kepada lukisan-lukisan yang lain… Tapi beberapa waktu kemudian, bapak itu meninggal dunia. Dan karena tidak ada anggota keluarga dan ahli waris yang lain, lukisan-lukisan koleksinya akhirnya di lelang, termasuk lukisan putranya.

---------

Juru lelang mengetukkan palunya ke meja,
“Kami akan mulai dengan melelang lukisan putra dari pemilik lukisan-lukisan ini. Siapa yang mau menawar lukisan ini?”

Tidak ada orang yang mengangkat tangan atau bersuara, kebanyakan dari mereka yang menghadiri pelelangan itu adalah para kolektor benda seni langka. Mereka datang hanya untuk membeli benda dan lukisan terkenal. Jadi ketika juru lelang bertanya lagi,
“Siapa yang mau menawar lukisan ini?”
Seorang peserta lelang kemudian bersuara,
“Kami ingin melihat lukisan yang terkenal. Lewatkan saja yang satu ini.”

Tetapi juru lelang tersenyum dan berkata,
“Maaf tidak bisa. Ayo, siapa yang ingin menawar? 200 dolar, 100 dolar?” Namun tetap saja tidak ada yang mau menawar.

Juru lelang tetap saja dengan tenang terus menawarkan lukisan itu, sampai akhirnya seorang pria yang terlihat biasa saja mengangkat tangannya,
“Saya tawar 10 dolar...”

“Baik… 10 dolar… Ada yang mau menawar lebih tinggi?”
Semua peserta lelang saling memandang sekeliling, tapi tidak ada lagi yang memberikan tawaran.

Juru lelang akhirnya mengetukkan palunya.
“Baiklah, terjual 10 dolar kepada bapak dengan jas abu-abu! Pelelangan saya tutup! Terima kasih.”

Semua peserta pelelangan kebingungan, kenapa pelelangan sudah di tutup, padahal belum ada satupun lukisan lain yang terjual. Ada yang saling bertanya, sementara yang lainnya mulai mengajukan protes.

“Mohon maaf, pelelangan sudah selesai. Ketika saya diminta untuk memimpin pelelangan ini, saya diberi pesan berdasarkan wasiat dari pemilik lukisan. Hanya lukisan anaknya yang dilelang. Siapapun yang membeli lukisan anaknya, akan mewarisi semua kekayaan dan juga semua koleksi lukisannya. Jadi bapak yang membeli lukisan anaknya inilah yang mendapatkan semuanya!”

----------

Tahukah kita bahwa hal yang sama ditawarkan kepada dunia, juga saudara dan saya. Barang siapa menerima Anak-Nya, akan dikaruniai dengan keselamatan, beserta segala berkat dan kuasa yang terkandung di dalam-Nya…

Kadang tanpa kita sendiri sadari!
Well, now you know!

Tuhan Yesus memberkati…