Rabu, 30 Maret 2011

Original Nature (Sifat Dasar)

Seorang pria bernama Samuel, tinggal di padang gurun Arizona bersama istri dan anak-anaknya. Suatu malam sebuah badai gurun yang besar menghantam daerah tempat tinggal mereka. Disertai hujan, hujan es dan angin kencang…

Pagi harinya setelah badai reda, sebelum matahari terbit, Samuel dengan rasa sedih dan kuatir tentang apa yang mungkin ia temukan, keluar rumah untuk melihat kerugian yang ia alami.

Hujan es telah menghancurkan kebun, dan garasi truknya telah rata dengan tanah. Sebagian rumah tidak beratap lagi, kandang ayam telah hilang terbawa angin serta ayam-ayam yang mati tersebar dimana-mana.

Sementara ia berdiri dengan bingung melihat kekacauan yang ada, dan berpikir tentang bagaimana ia dan keluarganya harus membangun kembali semua ini. Ia mendengar suara ribut dari tumpukan kayu yang merupakan sisa kandang ayam. Seekor ayam jantan tua sedang memanjat ke atas melalui reruntuhan dan ayam itu tidak berhenti memanjat sampai mencapai puncak papan tertinggi di tumpukan reruntuhan itu.

Ayam jantan tua itu basah kuyup dan sebagian bulunya telah tercabut terbawa angin. Tetapi saat matahari muncul di kaki langit sebelah timur, ayam tua itu mengepakkan sayap dan dengan bangga berkokok seperti biasanya...

Setelah babak belur melalui badai, ayam jantan tua itu tetap melakukan tugasnya di peternakkan. Karena memang sifat alaminya adalah berkokok…

----------

Sifat dasar kita sebagai orang benar adalah bangkit kembali setelah terjatuh…
“apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.” (Mazmur 37:24)

Tahukah kita bahwa petarung yang menang adalah yang bangkit kembali setelah terpukul jatuh? Mungkin dia menggeleng kepalanya sejenak menghilangkan pening, tapi kemudian melanjutkan pertarungan…

“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 8:35,38-39)

Selasa, 29 Maret 2011

Miracle Formula

Seorang atlit bertanding dalam sebuah lomba lari. Dia berlari sekuat tenaga selama pertandingan itu. Tapi saat memasuki putaran terakhir dari lomba yang panjang itu, sisa-sisa tenaganya yang terakhir sudah hampir habis…
Dan pada putaran terakhir menjelang garis finis, dia menyelesaikan pertandingan sambil mulutnya bergerak berkata-kata. Dia kemudian mengakhiri pertandingan yang baik dan menjadi juara.

Seorang wartawan mendekatinya ketika dia duduk beristirahat setelah pertandingan.
“Apa yang sedang kau ucapkan ketika memasuki garis finis tadi?” Tanya wartawan itu. “Kau berdoa mungkin?”, tambahnya.
“Ya”, jawab pelari itu sambil menunjuk kakinya yang masih bergetar karena kelelahan. “Aku berdoa, Tuhan angkatlah kaki ini, dan aku akan menurunkannya…”

---
Pelari itu berdoa kepada Tuhan, tapi dia juga melakukan semua yang dia bisa sekuat tenaga, untuk doanya terjawab.

----------

Dua orang anak Tuhan berangkat bersama menuju tempat kerja mereka. Di tengah jalan mereka menyadari bahwa kalau mereka tidak bergegas, mereka akan terlambat.

Salah satu kemudian mengajak berhenti dan berdoa, supaya mereka tidak terlambat sampai kantor.
“Tidak,” jawab temannya, “mari kita berdoa sambil berjalan menuju halte!”

---
You see guys,
Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikkan (Roma 8:28), tapi untuk mujizat Tuhan terjadi, kita perlu mengambil langkah pertama! Tuhan melakukan mujizat melalui kita, melalui tindakkan iman yang kita lakukan.

Kita tidak bisa berdoa mengharapkan mujizat kemudian diam saja. Mujizat terjadi karena iman, dan iman ditunjukkan melalui tindakkan.

Salah satu ‘formula mujizat’ adalah; usaha manusia sekuat tenaga, disempurnakan dengan campur tangan Tuhan…

"carilah, maka kamu akan mendapat;” (Matius 7:7

Senin, 28 Maret 2011

Hadiah Natal

Menjelang hari Natal, seorang ayah membeli beberapa hadiah untuk anak-anaknya, juga beberapa gulungan kertas kado. Putrinya yang masih kecil, meminta satu gulung.
"Untuk apa?" tanya sang ayah.
"Untuk kado, mau kasih hadiah" jawab si kecil.
"Jangan dibuang-buang ya." pesan sang ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil…

Pada hari Natal, pagi-pagi sekali si kecil sudah bangun dan membangunkan papanya,
"Pa, Pa... Ayo bangun pa, sekarang hari Natal!"
Sang ayah yang sekalipun masih lelah, bangun juga sambil tersenyum,
“Ya, Grace, selamat hari Natal, kenapa pagi-pagi sudah bangunin papa?”
Sambil tertawa riang si kecil menjawab,
“Grace punya hadiah buat papa!”
Sang ayah tersenyum lebar sambil bangkit dan menggendong putri kecilnya,
“Mana hadiahnya?”
“Ada di bawah pa, di bawah pohon Natal!”

Di bawah ternyata sudah berkumpul semua anggota keluarga yang lain. Semuanya bangun pagi-pagi untuk membuka kado, tidak ada seorangpun yang mau membuang waktu untuk merayakan Natal…
Sang ayah mencium istri dan anak-anaknya yang lain, semuanya saling berpelukan dan mengucapkan selamat hari Natal. Si kecil kemudian mengambil sebuah kado kecil dari bawah pohon natal dan memberikannya kepada ayahnya. Sang ayah mengenali pembungkus kado yang pernah diminta si kecil…

“Ini buat papa.”
“Terima kasih Grace… Apa isinya sayang?”
"Hadiah Natal buat papa. Buka dong pa, buka sekarang."

Sang ayah membuka hadiah itu. Ternyata di dalamnya berisi sebuah kotak kecil yang kosong, tidak berisi apa pun.
"Ah, malaikat kecil papa bisa saja. Kadonya kok kosong. Grace lupa masukin hadiahnya ya?" papanya tersenyum.
Tapi si kecil menjawab dengan ekpresi sungguh-sungguh di wajahnya,
"Nggak pa, nggak kosong. Tadi, Grace masukin buaanyaak sekali ciuman buat Papa!..."

Sang ayah tersenyum lagi, ini hari Natal yang luar biasa baginya. Ia mengangkat putri kecilnya, dipeluknya, diciumnya.
"Grace, papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan kotak ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Grace, papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong, diisi lagi ya?"

----------

Kotak kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi penuh, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu luar biasa. Apa yang terjadi ? Ternyata isinya cinta…

Banyak hal di dunia ini yang buat kita hanyalah merupakan hal-hal biasa yang kita lalui sehari-hari. Yang kadang tidak berarti apa-apa buat kita… Seperti terbitnya matahari di sebelah timur, kesegaran udara pagi dan kicau burung. Pohon-pohon yang meneduhi kita di siang hari, harumnya bunga-bunga di pinggir jalan…

Setiap hari kita melewatinya begitu saja, lupa bahwa semuanya itu adalah tanda cinta dari Tuhan. Kematian-Nya di kayu salib adalah cara-Nya untuk berkata “Aku sangat mencintai engkau”. Dan setiap hari Dia ingin mengatakan hal yang sama, melalui banyak hal di sekeliling kita…
Kita hanya perlu berhenti sejenak dan memperhatikan…

Senin, 21 Maret 2011

Break Free

Suatu hari seekor anak unta bertanya pada ibunya,
"Ibu, mengapa kita memiliki kuku kaki yang begitu besar?"
Sambil menunduk ke arah anaknya, ibu unta itu menjawab,
"Tuhan menciptakan kita dengan kuku sebesar itu untuk sebuah tujuan khusus, yaitu untuk menjaga kita agar tidak terbenam di pasir.”

"Oh, begitu ya… Lalu mengapa bulu mata kita begitu panjang bu?"
"Itu untuk melindungi mata kita dari pasir yang beterbangan..."
"Lalu bu, mengapa kita mimiliki punuk yang begitu besar?"
"Itu untuk menyimpan lemak, sehingga kita memiliki energi yang cukup untuk berpergian jauh di padang gurun yang panas!"

"Baiklah, sekarang aku tahu!" Anak unta itu merenggangkan lehernya.
"Kuku besar menjagaku agar tidak terbenam di pasir, bulu mata panjang untuk menjaga mataku dari pasir, dan punuk untuk menyimpan energi ketika perjalanan jauh melalui padang gurun…”

Tatapan anak unta itu kemudian berubah bingung,
“Lalu bu, apa yang sedang kita lakukan di kandang ini di tengah-tengah kebun binatang?"

----------

Akan-anak Tuhan dianugerahkan dengan segala kuasa dan kemampuan untuk menghadapi segala situasi kehidupan, yang terburuk sekalipun…

Tapi banyak anak-anak Tuhan membiarkan diri mereka sendiri terpenjara oleh ketakutan. Banyak orang-orang percaya tidak menyadari kuasa yang menyertai mereka. Akibatnya ketika sebuah situasi kehidupan mencoba untuk menawan mereka, mereka tidak menyadari bahwa mereka disertai dengan kuasa untuk membebaskan diri dan menghancurkan penjara itu!

Ketika Paulus dan Silas terpenjara dan terbelenggu, mereka menaikkan pujian. Maka “sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.” (Kisah Para Rasul 16:26)

Remember friends,
Penjara apapun yang sedang menawan hidupmu, You will always have the strength to break free!

Minggu, 20 Maret 2011

KAPAN NIKAH???"

"KAPAN NIKAH???" "UDAH, JANGAN MILIH-MILIHLAH! !!" "JANGAN LAMA-LAMA!!! !" "JANGAN KEJAR KARIER TERUS DONG!!!"



Tiba-tiba kalimat-kalimat norak diatas jadi sering gue denger dari orang-orang disekitar gue... nyebelin banget! dan mungkin banyak dialamin juga sama sebagian besar dari kalian semua.



(sorry buat yg udah punya pasangan hehehhe....)



KAPAN NIKAH???? Ya gak tau! Emang kenapa sih kalo gue masih pengen sendiri? emangnya gue bakalan membuat penipisan lapisan ozon makin cepat dengan kesendirian gue.

UDAH JANGAN MILIH-MILIH! !! Kok jangan milih-milih sih? MEMILIH ITU PENTING. Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan lawan jenis dan bukan sesama jenis aja. berarti gue sudah melakukan pemilihan (sadis amat sih contohnya hehehhehe... .) Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan si A dan bukan si B, berarti gue sudah melakukan pemilihan. Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan wanita yang seiman dan bukan yang beda kepercayaan, berarti gue sudah melakukan pemilihan. SIAPA BILANG JANGAN MILIH-MILIH.

JANGAN LAMA-LAMA!!! LHAAAA... emangnya gue si hunter (nama ****** teman gue) yang gak bisa ngeliat doggy betina, langsung dikejar-kejar buat dikawinin. Dua pribadi yang berbeda membutuhkan waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Lebih baik menyisihkan waktu lebih lama di waktu pendekatan atau pacaran daripada mengambil keputusan gegabah dengan resiko menyesal seumur hidup.



JANGAN NGEJAR KARIER TERUS!!! Gue gak ngejar karier, gue ngejar gajinya hahahha..... nikah itu butuh modal dan modal itu harus dikumpulin sedikit demi sedikit bukan jatuh dari langit. Gue justru ngeri ngeliat temen-temen gue yang berlomba-lomba nikah, kalo gue tanya alasannya pasti karena umur, desakan orang tua yang mulai malu karena anak gadisnya gak laku-laku, takut dibilang perawan tua. Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat temen-temen gue "tutup mata" terhadap setiap perbedaan yang justru sebetulnya sangat penting untuk dipertimbangkan pada masa pacaran apakah memang "gue itu tulang rusuknya dia" (buat yang cewek) atau apakah "dia tulang rusuk gue " (buat yang cowok), mereka punya prinsip yang penting nikah dulu. mereka dengan gampangnya berpikir bahwa karakter buruk yang sudah tertanam selama berpuluh-puluh tahun didalam diri "sang kekasih" bisa hilang begitu saja pada saat menikah. Gue tahu mungkin banyak yang gak setuju dengan pendapat gue, tapi gue gak mau menikah hanya karena masalah umur, siapa sih yang berhak ngasih patokan umur seseorang untuk menikah? siapa sih yang berani jamin bahwa nikah di umur 25 tahun akan lebih bahagia dari yang nikah di umur 30 atau lebih?, coba liat di catatan sipil, angka perceraian paling tinggi terjadi pada pasangan yang menikah pada umur yang mana (kalo udah dapet datanya, kasih tau gue ya, soalnya gue sendiri gak pernah ngecek hahahahh.... . ) Malah menurut gue menikah diusia 30 atau lebih itu banyak sisi baiknya, karena disitu biasanya emosi seseorang sudah lebih stabil, kedewasaan temperamen sudah mulai terbentuk, persiapan materi cukup memadai. (materi itu tetap harus masuk dalam pertimbangan dong, kan gak bisa bayar listrik sama bayar telepon pake surat cinta), Gue juga gak mau menikah karena desakan orang tua atau karena takut dibilang perawan tua, yang ngejalanin pernikahan itu kan gue bukan mereka, yang bakalan tanggung semua resiko kalo ada masalah kan gue bukanmereka, perkawinan kan bukan tuk dibuat main-main apalagi trus kawin - cerai. kebayang gak tuh kalo sampe salah milih bakalan sengsara seumur hidup.



JADI LU GAK PENGEN NIKAH? GUBRAKKK.... !!!! gue pasti pengen nikah tapi dengan alasan yang tepat, gue pengen nikah karena gue menyadari bahwa hidup ini terlalu berat untuk dijalani sendirian (ceileee...puitis amat lu), gue pengen nikah karena gue menyadari gue membutuhkan seseorang yang bisa saling mendukung dalam segi spiritual dan material, gue pengen nikah karena gue butuh menyayangi seseorang dan butuh untuk disayangi (hihihihi... jadi malu nih), dan masih banyak lagi... tapi yang jelas gak bisa ditentuin kapan waktunya, bisa cepet bisa juga lama, kalo soal waktu kan terserah sama yang DIATAS.

Cinta itu sama seperti orang yang menunggu bis. Sebuah bis datang, dan kamu bilang, "Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh !

Aku tunggu bis berikutnya aja deh."Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.."Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi.

Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor.

Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju ! Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.

Moral dari cerita ini: sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal' untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.

Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita.


Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kamu masih bisa berteriak 'Kiri' ! dan keluar dengan sopan.Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong, kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.



DON'T PUSH ME TO GET MARRY SOON, LET ME WAIT MY TIME,CAUSE MY GOD WILL PROVIDE ME THE BEST PERSON WHEN THE TIME COMES.

Jumat, 18 Maret 2011

GOD'S HOLDING HAND

Seorang wanita paro bayah mendekatiku sambil menangis...

Aku sedikit terusik dari lamunan panjangku menyusuri koridor Rumah Sakit yang dihuni oleh Mama sahabatku, Elsye.

Sambil mengernyitkan dahi dan sedikit kesal karena terusik, aku memegang pundak nenek sambil bertanya, " Ada apa Nek?"

Ia memegang kedua pipiku sambil terus berlinangan air mata..

"Aku takut..", katanya.

Aku terheran-heran... Dibanding nenek-nenek yang pernah kulihat ini, nenek ini terlihat lebih sehat dan kuat dibanding yang lainnya.

Bayanganku bahwa orang yang usianya lebih tua di atasku, adalah orang yang lebih bisa mengatasi kekuatiran dan ketakutannya dibanding aku yang usianya jauh dibawah dia..

Dulu, aku begitu ketakutan jika harus tidur di kamar yang gelap... aku begitu ketakutan kalau Mama tidak ada disampingku jika aku harus mengikuti lomba menyanyi.. aku begitu ketakutan ketika menaiki Roller Coaster sekalipun

Papa ada di sampingku. Ah sudahlah, pikirku.. untuk apa aku mengingat semua itu..

Haruskah orang setua ini ketakutan...? Apa ia juga takut gelap seperti aku ?

"Memangnya kenapa , Nek?"

"Cucuku seusia kamu..

Aku takut ia meninggal...

Ia sekarang ada di ICU.. Ia kecelakaan dengan motor karena lari dari rumah..

Aku takut ia meninggal sebelum aku bisa mengatakan bahwa aku menyayangi dia dan memaafkan dia."

Nenek itu sesunggukan menangis...

"Apa ia melakukan sesuatu yang salah?"

"Aku begitu keras terhadap dirinya.. Ia cucu angkatku...

Karena ia cuma anak angkat dari putriku aku sering memarahi dan memukulnya dengan keras,

sehingga akhirnya ia pergi dari rumah..

Aku menyesal, karena akhirnya aku sadar.. ternyata, aku sangat menyayangi dia.."

Aku tertegun...

Aku ada di sini untuk sebuah alasan yang berbeda.. namun punya satu kesamaan...

Aku tinggalkan rumah karena merasa orang tua turut campur dalam masalah pergaulanku.. Aku tinggalkan rumah dan menginap di rumah Elsye, sampai akhirnya aku ada di Rumah Sakit ini untuk menemani Elsye mendampingi Mamanya yang sedang sakit..

Tiba-tiba aku merasakan ketakutan yang sama, takut kehilangan orang yang ternyata sangat saya cintai..

Papa dan Mama yang selalu ada ketika saya ketakutan di dalam kamar yang gelap, ketika aku menangis karena ngeri dengan Roller Coaster yang saya tumpangi, tangan Papa yang hangat yang selalu merangkul saya dan meneduhkan hati sehingga saya tidak jatuh pingsan diatas Roller Coaster itu..

Setetes air mata luruh di pipiku...

Aku tak dapat menghitung lagi kebaikan mereka.. terlalu banyak...

Aku tak mau menyesalinya nanti dan mungkin itu bisa saja terlambat.. Aku mau kembali kepada Mama dan Papa..

Aku harus pamit pada Elsye..

Aku berbalik dan bergegas menuju ruangan tempat Mama Elsye.


Sebuah tangan menghentikanku...


Nenek itu berkata,"Nak, bisa aku memelukmu, sebelum kamu pergi? Aku ingin memeluk Keyra, cucuku melalui kamu. Aku ingin katakan aku sayang padanya dan aku ingin ia sembuh.. aku ingin dia bisa bersama-sama lagi dengan kami semua. Aku tidak akan biarkan ia pergi lagi dari rumah dan aku berjanji tidak akan menyakiti hatinya lagi."

"Tentu bisa, Nek"

Karena hal yang sama juga ingin aku nyatakan juga kepada Papa dan Mama...

"Jangan takut Nek, jika kita berserah kepada Tuhan, Ia pasti akang menolong..

Tangan-Nya takkan pernah terlambat untuk memegang dan menolong kita..."

Kami berdua berpelukan, dengan tangis serta doa untuk orang yang kami cintai.

---------------------------------

...THERE'S NONE TOO OLD TO BE FEAR...

YES... SOMETIMES.. WE ARE...


... Ketika sendiri.. kita takut...

... Ketika kedapatan bersalah.. kita takut..

... Ketika segalanya tidak pasti.. kita takut..

... Ketika ditinggalkan.. kita takut..

... Ketika kita tidak punya apa-apa.. kita takut..


The GOOD NEWS is... GOD WILL NEVER LET YOU GO...


Tangan kuat yang memegangku... selalu menuntunku ku tak mau jalan sendiri...YESUS ku perlu kasih-Mu.. kuperlu kuasa-Mu sampai akhir hidupku...


"...Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan."

Yes 41:10

...dan jangan pernah meninggalkan TUHAN, karena hanya di dalam Dia kita merasakan aman..

Kamis, 17 Maret 2011

Wealth Or Love?

Henry, seorang karyawan di sebuah perusahaan saham, benar-benar sangat ingin untuk menjadi kaya. Suatu hari dia bercerita dengan penuh semangat tentang hal-hal yang akan dibelinya dan hal-hal yang akan dilakukannya seandainya dia menjadi milyuner…

Seorang temannya, Gerald, berkomentar,
“Punya uang banyak memang menyenangkan, tapi bukankah uang yang banyak tidak dapat membeli kebahagiaan?”

Henry berpikir sejenak, kemudian berkata lagi,
“Uang yang banyak memang tidak dapat membeli kebahagiaan, tapi tentunya bisa membeli semuanya yang lain! Bukan begitu Brad?”

Brad adalah seorang putra dari sebuah keluarga yang sangat kaya, bekerja sebagai direktur di salah satu perusahaan keluarganya…
“Ya, uang memang bisa membeli segalanya yang lain…”
“Ha ha, betul kan!” Tawa Henry.
“Kecuali satu hal…” Sambung Brad, tatapannya memandang jauh…
“Apa itu?”
“Kebahagiaan…”

----------

Uang berbicara keras, Cinta berbisik…

Uang membangun tempat berteduh, Cinta membangun tempat tinggal yang nyaman…

Uang menciptakan celah antara kaya dan miskin, Cinta membangun jembatan di antara mereka…

Uang membangun tembok penghalang di antara manusia, Cinta meruntuhkan tembok itu…

Uang adalah sesuatu yang sangat penting, tapi menjadi sesuatu yang tidak terlalu penting tanpa Cinta…

Jangan biarkan hal-hal yang dapat dibeli dengan uang merebut kita dari hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan uang…

----------

Menjadi kaya sama sekali bukan dosa, tapi kekayaan kita berubah menjadi dosa ketika kita mulai melupakan sesama kita manusia. Tuhan mengaruniakan kekayaan, untuk kita menjadi berkat bagi sesama, bukan untuk kita menghambakan diri kepada uang itu.

“Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24)

Rabu, 16 Maret 2011

Tomat Beracun

Dahulu, orang Amerika sangat takut terhadap buah tomat, mereka menganggapnya beracun dan tidak bisa dimakan, karena tomat masih sekeluarga dengan sejenis tumbuhan beracun…

Namun suatu saat di tahun 1733, seorang dokter asal Virginia bernama Dr. Siccary, memberanikan diri ‘menantang maut' dengan memakan beberapa buah tomat di depan orang banyak, untuk membuktikan bahwa buah tomat bisa dikonsumsi. Orang-orang Amerika kemudian menjadi percaya bahwa tomat tidak beracun, dan bahkan memiliki rasa yang nikmat.

Sekarang, Amerika Serikat adalah produsen dan konsumen tomat terbesar di dunia. Dan hal ini terjadi hanya karena seorang dokter yang mengetahui sebuah kebenaran dan mengambil sebuah langkah yang berani untuk mematahkan paradigma berpikir sebuah generasi.

----------

“Jangan takut untuk mengambil sebuah langkah besar bila memang itu diperlukan. Anda takkan bisa meloncati sebuah jurang dengan dua lompatan kecil.”
- David Llyoid George

Wahyu 21:5 berkata "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan Yesus Kristus melakukan semuanya itu melalui Karya Keselamatan. Sebuah karya yang mengubah dunia selama-lamanya, tapi telah dibayar dengan mengorbankan nyawa-Nya sendiri. Sebuah harga yang sangat mahal, tapi harus dilakukan-Nya karena tidak ada jalan lain lagi.

Ketika kita mengharapkan sesuatu yang besar terjadi dalam hidup kita (keluarga, pekerjaan, pelayanan). Kadang kita diharuskan untuk melakukan sebuah perubahan besar dan radikal. Tidak mudah memang, tapi terkadang memang harus dilakukan. Dan pilihannya ada pada kita sendiri…

Minggu, 13 Maret 2011

Sepotong Besi

F.B Mayer, seorang pendeta dari Inggris, memberikan sebuah ilustrasi tentang proses yang menghasilkan kualitas. Katanya,
“Sepotong besi biasanya berharga $2.50.
Kalau ditempa menjadi tapal kuda, harganya menjadi $5.
Kalau ditempa menjadi jarum, harganya menjadi $175.
Kalau ditempa dan dibentuk menjadi pisau silet, harganya menjadi $1.625.
Kalau dibentuk menjadi jarum penunjuk arloji, harganya menjadi $125.000.”

Setiap tempaan dan pembentukan terhadap besi tersebut, meningkatkan nilai jualnya. Semakin banyak di tempa, dipukul, dibakar, dihaluskan; nilainya akan semakin tinggi…

----------

Banyak hal yang instan di dunia ini. Mulai dari makanan hingga keberhasilan dan kesuksesan. Orang-orang lebih ingin mencapai sesuatu dengan mudah dan cepat. Itulah sebabnya tayangan-tayangan pencarian bakat sangat banyak diminati.

Namun Tuhan tidak bekerja dengan cara instan seperti ini. Dia membuat kita mencapai keberhasilan dengan menjalani proses. Tuhan ingin kita memiliki kesabaran dan stabilitas dalam diri kita, sehingga kita “menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.” (Yakobus 1:4)

Ingatlah bahwa kita tidak perlu menjalani kehidupan ini dengan tergesa-gesa. Nikmatilah setiap proses dan “Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang,” (Yakobus 1:4)

Ketika kita mengalami banyak pembentukan, tempaan, ujian, ingatlah bahwa Tuhan sedang membentuk kita untuk dipakai guna tujuan yang mulia…

Seorang teman pernah berkata,
“Life can be hard for those who walk on God’s path… But the life they live will eventually be worth the suffer…

Sabtu, 12 Maret 2011

Spring Flowers

Cuaca sangat lembab dan berangin saat aku membantu seorang teman menanam bunga musim semi di kebunnya.

”Tanamlah berdekatan,” pintanya, “tanaman ini akan tumbuh dengan lebih baik jika ditanam seperti itu.”

Aku meneruskan menanam bunga putih itu dalam kelompok ditempat yang baru. Lalu aku merenung,
“Bagaimana tanaman itu dapat bertahan melawan angin, hujan, dan terik matahari? Akankah mereka tumbuh lebih baik jika ditanam berdekatan?

Saat aku menengok kebun bunga temanku itu beberapa bulan kemudian, yang ditanam berdekatan, berbunga lebat dan bertumbuh lebih baik…
Kedekatan membuat mereka subur…

Demikian juga kita sebagai orang Kristen, kita juga akan bertumbuh dengan baik jika kita hidup dalam sebuah komunitas, dimana kita dapat saling berbagi. Penulis kitab Ibrani pasti mengetahui dengan pasti kekuatan persekutuan. Ketika Anda berada di dalam komunitas, Anda akan menemukan dorongan dan motivasi untuk saling mengasihi dan berbuat baik. Saat angin dan badai kehidupan melanda, mencoba menghambat pertumbuhan dan mengacam Anda, maka komunitas sekitar Anda akan menguatkan dan dengan kasih Kristus Anda akan dapat bertahan melaluinya.

Pastikan diri Anda tidak hidup menyendiri, tinggallah dalam komunitas untuk sama-sama menjadi kuat dan terus bertumbuh ke arah kepenuhan Kristus.

“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25)

Jumat, 11 Maret 2011

Tujuh Keajaiban Dunia

Seorang guru Sekolah Dasar memberikan tugas kepada kelas yang diajarnya, untuk mendaftarkan Tujuh Keajaiban Dunia yang mereka ketahui saat ini. Tepat sebelum kelas usai siang itu, semua siswa diminta untuk mengumpulkan tugas mereka masing-masing. Seorang gadis kecil yang paling pendiam di kelas itu, mengumpulkan tugasnya paling akhir dengan ragu-ragu. Tapi tidak ada seorangpun yang memperhatikan hal itu…

Malamnya sang guru mulai menilai hasil tugas siswa-siswanya. Dan walaupun terdapat sedikit perbedaan, sebagian besar siswa mendaftarkan demikian:

Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Piramida
2. TajMahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon

Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut. Tapi guru itu meneruskan penilaiannya sampai lembar yang paling akhir…

Tapi pada lembar yang paling akhir itu, sang guru kemudian terdiam sambil merenung. Lembar terakhir itu milik si gadis kecil yang pendiam…
Isinya seperti ini:

Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Bisa melihat;
2. Bisa mendengar;
3. Bisa menyentuh;
4. Bisa disayangi;
5. Bisa merasakan;
6. Bisa tertawa; dan
7. Bisa mencintai…

Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran-lembaran tugas siswa-siswanya… Kemudian menundukkan kepalanya berdoa... Mengucap syukur buat seorang gadis kecil pendiam di kelasnya, yang hari itu telah mengajarkannya sebuah perkara hebat…

----------

Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban, sementara Tuhan sendiri menganugerahkan keajaiban bagi kita setiap saat. Keajaiban itu Tuhan taburkan di sekeliling kita untuk kita miliki, simply karena sedemikian dalam Dia mencintai kita…

Lihatlah sekelilingmu hari ini, kepada semua keajaiban yang Tuhan sudah sediakan di sekitarmu, kadang tanpa engkau sendiri sadari…

Rabu, 09 Maret 2011

Belajar dari Kadal

Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor kadal terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah paku. Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek paku itu, ternyata paku tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

Apa yang terjadi? Bagaimana kadal itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun?

Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal. Orang itu lalu berpikir, bagaimana kadal itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada paku itu!

Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan kadal itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor kadal lain muncul dengan makanan di mulutnya …. astaga!!

Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor kadal lain yang selalu memperhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sungguh ini sebuah cinta…cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor kadal itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

Selasa, 08 Maret 2011

Seekor Keong

Tuhan memintaku menemani seekor keong jalan-jalan. Aku tidak mengerti maksud-Nya, tapi kulakukan saja…

Aku tidak dapat berjalan terlalu cepat, karena keong jalannya lambat. Dia sudah berusaha keras mengimbangi langkahku, tapi setiap kali hanya beringsut sedemikian sedikit.

Aku mulai kehilangan kesabaran, aku mulai mendesak, menghardik dan memarahinya. Dia memandangku dengan tatapan penuh permohonan maaf, seakan mau berkata “aku sudah berusaha sekuat tenaga…”
Aku mulai menarik, menyeret bahkan menendangnya. Keringatnya mengucur deras, nafasnya tersengal-sengal, tapi walaupun pelan, dia tetap terus merangkak maju… Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku menemani seekor keong jalan-jalan?!

Keong tetap merangkak pelan di depan, aku kesal di belakang. Akhirnya aku menarik nafas panjang dan mulai pelankan langkah, mulai menenangkan hati…

Oh?! Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman. Aku rasakan hembusan angin, ternyata angin malam itu sedemikian lembut. Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing. Aku menengadah ke atas, langit penuh bintang cemerlang!

Wow! Mengapa dulu aku tidak merasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga… Mungkin bukan aku yang Tuhan minta menemani keong jalan-jalan, mungkin keong itulah yang diminta Tuhan untuk bersabar menemaniku, sampai kupahami pelajaran berharga yang tak pernah kumengerti sebelumnya…

----------

Banyak dari kita berjalan melalui hidup terlalu cepat. Tidak lagi memperhatikan sekeliling dan sesama. Berusaha menggapai tujuan dengan tidak peduli apa atau siapa yang harus dikorbankan…

Ada waktu-waktu ketika kita harus melambatkan langkah… Menyempatkan waktu untuk memperhatikan sekeliling dan sesama. Menyempatkan waktu untuk bersyukur dan berterima kasih. Menyempatkan waktu untuk berdoa…

Doa dan hubungan dengan Tuhan bukanlah membuang waktu dengan sia-sia, justru dalam doalah terletak semua kekuatan yang akan engkau butuhkan untuk menjadikan waktu-waktu yang lain jauh lebih berharga…

Senin, 07 Maret 2011

Helping Hand

Seorang pria dari suku Indian, suatu hari memutuskan untuk menjadi Kristen. Dia kemudian mulai menceritakan tentang Yesus kepada banyak orang lain sejak hari itu…

“Mengapa kamu selalu membicarakan dan menyebut nama Yesus?”, tanya seorang sahabatnya suatu hari. Pria Indian ini terdiam sebentar, perlahan kemudian mengambil sejumlah ranting dan rumput kering dan dibuatnya menjadi lingkaran. Diletakkannya seekor ulat di tengah-tengah lingkaran, kemudian membakar ranting dan rumput kering itu.

Dua orang Indian itu menyaksikan bagaimana ulat di tengah-tengah api itu menggeliat karena kepanasan. Ulat itu terus menggeliat tanpa punya kemampuan untuk mengeluarkan dirinya sendiri dari situasi itu. Situasi yang akan segera membunuhnya jika tidak ditolong…
Tak lama sang Indian mengulurkan tangannya, dan ulat itu merambat naik dengan selamat…

Indian itu menatap sahabatnya dan berkata,
“Seperti itulah yang dilakukan Yesus bagiku… Dalam keadaan tak berdaya di tengah-tengah bahaya, Dia mengulurkan tangan-Nya dan menyelamatkan aku…”

----------

Tangan berlobang paku itu selalu terulur buat setiap kita… Tidak peduli sebesar apapun masalah sekelilingmu, Tangan itu sanggup untuk mengangkat dan menyelamatkan engkau…

Berserulah hari ini, dan saksikan keselamatanmu datang! Karena itulah Dia disebut Juruselamat, karena Dia selalu menyelamatkan! Dan pertolongan-Nya yang tidak pernah terlambat…

Bala tentara-Nya sudah siap! You just need to command them! In Jesus Mighty Name!

VERSI KETIGA

Seorang guru kelas 4 SD mengajar di kelas Menulis Kreatif…
Dan seperti biasa, dia memulai dengan sebuah cerita; Semut dan Belalang.

“Semut bekerja keras selama musim panas, mengumpulkan persediaan makanan yang cukup untuk menghadapi musim dingin. Tetapi belalang bermain dan bermalas-malasan dan tidak mengumpulkan makanan sedikitpun. Maka ketika musim dingin tiba, tak berapa lama belalang mulai kelaparan. Jadi dia melompat ke rumah semut dan berusaha meminta makanan,
“Semut, tolonglah aku, aku kelaparan dan tidak mempunyai makanan, bagilah makananmu denganku supaya aku bisa melalui musim dingin ini…”
Nah anak-anak, tugas kalian adalah menulis akhir dari cerita tadi…”

Guru tersebut telah mengajar di kelas itu selama bertahun-tahun. Dan selama bertahun-tahun itu, hanya ada dua versi akhir cerita yang ditulis oleh murid-muridnya.
Sebagian menulis semut membagi makanannya dengan belalang, sehingga keduanya bertahan hidup sampai musim dingin berakhir.
Dan sebagian lagi menulis, semut itu berkata,
“Tidak belalang, kamu seharusnya bekerja selama musim panas bukannya hanya bermain-main saja. Aku hanya memiliki makanan yang cukup untukku sendiri!” Jadi semut itu bertahan hidup sedangkan belalang mati kelaparan…

Tapi ketika lembaran-lembaran tulisan dikumpulkan hari itu, guru tersebut menemukan sebuah tulisan yang berbeda… Mark, salah seorang muridnya di kelas itu, menulis versi yang ke tiga:
“Lalu semut memberikan semua makanannya kepada belalang. Belalang tetap hidup melalui musim dingin, dan semut mati kelaparan…”

Di dasar halaman, Mark menggambar tiga salib.
“Dia memberikan segalanya supaya kita beroleh hidup…”

----------

Banyak orang yang mungkin akan berkata bahwa Karya Keselamatan adalah suatu kebodohan. Dan hal itu memang hampir tidak mungkin terpahami, kecuali oleh orang-orang yang pernah menemukan cinta sejati dalam hidup mereka…

Mencintai sampai membodohkan dirinya sendiri, Yesus Kristus telah melakukan semua itu buat kita…

Kamis, 03 Maret 2011

Mereka Akan Ingat

Kami sedang menghadiri suatu resepsi pernikahan, ketika seorang pria seumuran saya datang menghampiri dan bertanya apakah saya masih mengenalinya. Tapi bukan saja saya tidak mengenalinya, dia sama sekali terlihat asing bagi saya… setelah beberapa waktu tebak-menebak, dia memberitahu saya bahwa dia adalah tetangga saya ketika masih kecil.

Ada dua hal yang saya ingat tentang keluarganya. Pertama; ibu asuhnya adalah seorang guru piano, dan kedua; mereka mempunyai seekor anjing yang sangat galak yang sering membuat saya ketakutan saat saya pergi les piano ke rumahnya.

Pria itu, Ted, memberi tahu bahwa saya pernah bersaksi kepadanya dan teman baiknya di halte bis. Dia mengulang apa yang pernah saya katakan kepada mereka saat kami bersama-sama menanti bis pagi itu, puluhan tahun yang lalu. Dia masih ingat persis pada semua yang saya katakan waktu itu, ketika saya sendiri bahkan sudah hampir tidak ingat sama sekali…

Mereka tidak menerima Kristus pada hari itu, tapi kemudian di dalam kehidupan mereka, keduanya menjadi Kristen.

----------

Setelah itu saya mengingat kembali masa kecil saya, hari Sabtu sore di musim panas. Guru sekolah minggu kami memberi kelas kami suatu kesempatan untuk menerima Yesus ke dalam hidup kami. Saya masih ingat apa yang dia katakan:
“orang tidak akan pernah lupa saat anda berbicara kepada mereka tentang iman anda.”

Saya juga pernah diberi tahu,
“Keberhasilan dalam bersaksi adalah membagikan Kristus dalam kuasa Roh Kudus, dan meninggalkan hasilnya ke dalam tangan Tuhan.”

----------

Kita tidak akan melakukan sesuatu yang sia-sia, ketika kita melakukannya bersama Tuhan. Setiap perbuatan kasih dan kebaikan, sekalipun tampak sia-sia, sesungguhnya adalah benih yang akan tumbuh menjadi sesuatu yang besar bagi kemuliaan-Nya…




“Mereka Akan Ingat” by Katherine Kehler

Rabu, 02 Maret 2011

Rancangan Tuhan

Satu hal tentang rencana dan rancangan Tuhan adalah, tak terpahami dan tak terselami oleh pikiran manusia… Jerry Stemkoski, mempelajari hal itu dari seorang petani tua…

Jerry menulis seperti ini:
Pada suatu hari di musim semi, aku berkenalan dengan seorang petani tua. Di musim semi itu sering turun hujan, dan menurutku, turunnya hujan di awal musim seperti itu tentu bagus untuk tanaman.

“Tidak juga,” kata petani tua itu,
“Sebab kalau cuaca terlalu memanjakan tanaman, maka tanaman mungkin hanya akan menumbuhkan akar di permukaan. Kalau itu terjadi, badai akan dengan mudah membuatnya tercabut dari tanah dan mati. Sebaliknya, kalau cuaca kurang bersahabat pada awal musim, maka tanaman harus menumbuhkan akar yang kuat dan dalam untuk mendapatkan air dan zat hara dari kedalaman tanah. Sehingga tanaman cenderung lebih bisa bertahan terhadap badai…”

-------

Akan menyenangkan memang mendapatkan sesuatu dengan cepat dan mudah, tapi Tuhan tidak akan menginginkan kita untuk menjadi anak-anak gampang (Ibrani 12:8).

Jalan-jalan Tuhan memang terkadang sulit untuk dilalui, tapi semua itu dirancangkan untuk membuat kita kuat; bukan hanya kuat untuk melalui masa-masa sulit, tapi juga kuat untuk menerima semua berkat dan kelimpahan yang Dia sediakan bagi kita…

Jangan menyerah ketika keadaanmu saat ini tidak seperti yang engkau harapkan. Dia sedang melatih engkau untuk perkara-perkara besar. Juga karena kesetiaan-Nya, Dia tidak akan membiarkan engkau dicobai melampaui kekuatanmu (I Korintus 10:13).

Tuhan Yesus memberkati…

Selasa, 01 Maret 2011

Pembeli Istimewa

Pada suatu hari di sebuah kota kecil di Jepang, datanglah seorang Ibu berpakaian sederhana ke sebuah toko kue mewah di kota itu... Dia datang untuk membeli kue manju (kue yang terbuat dari kacang hijau berisi selai).

Pelayan-pelayan toko itu sangat terkejut melihat Ibu itu, karena pakaiannya yang sangat sederhana menunjukkan bahwa dia orang miskin. Sementara toko itu adalah tempat berbelanja orang-orang kaya. Karena itu seorang pelayan dengan terburu-buru membungkus kue yang dipesan Ibu itu, dengan maksud supaya si Ibu bisa segera meninggalkan toko.

Tapi belum sempat dia menyerahkan kue itu, seorang Bapak setengah baya melangkah keluar dari ruang dalam toko itu, Bapak itu adalah sang pemilik toko.
“Tunggu, biarkan saya yang menyerahkannya.”

Pemilik toko itu kemudian menyerahkan bungkusan kue kepada sang Ibu, sambil sang Ibu menyerahkan uang pembayaran. Pemilik toko itu membungkuk hormat,
“Terima kasih atas kunjungan anda.”

----------

Setelah sang Ibu berlalu, pemilik toko itu berbalik dan menemukan pelayan-pelayan tokonya sedang memandangnya kebingungan. Karena dia memang sudah hampir tidak pernah lagi melayani pelanggan sendiri.
“Saya harus melayaninya sendiri,” katanya, “Ibu tadi adalah seorang pembeli istimewa…”

Pelayan-pelayan toko itu masih saling bertatapan kebingungan, tapi tak ada seorangpun yang berani bertanya.
“Selama ini yang membeli kue di toko kita adalah orang-orang kaya. Mereka bisa membeli berapa saja dan kapan saja, sekalipun harga kue di toko kita agak mahal. Tapi Ibu tadi pasti harus mengorbankan sebagian penghasilannya yang tidak seberapa untuk bisa menikmati kue manju dari toko kita… Karena itulah dia harus dilayani dengan hormat!”

----------

Guys,
Tuhan tidak pernah memandang kita seperti cara dunia memandang. Tuhan tidak akan memandang engkau dari tampilan dan kekayaanmu, dari gelar dan latar belakang keluargamu. Dia memandang kedalaman hatimu…

Seorang janda yang memberi tiga peser, dihargai Tuhan Yesus jauh melebihi pemberian-pemberian besar orang-orang kaya. Karena janda itu, sekalipun tidak punya banyak, masih saja mau memberi… Hatinya yang mencintai Tuhan, membuat dia tetap memberi, sekalipun setelah itu dia tidak punya apa-apa lagi…

Engkau dicintai apa adanya, sebagaimanapun keadaanmu…
Engkau hanya perlu membawa hatimu…