Selasa, 17 Mei 2011

Terbang...

Tanggal 17 Desember 1903, di sebuah pantai, Wright bersaudara berhasil menerbangkan pesawat yang mereka bangun untuk pertama kalinya…

Sejak saat itu mereka dikenal sebagai ‘Bapak Penerbangan Dunia’. Nama mereka akan dikenal sepanjang masa sebagai pencipta dari sebuah teknologi yang mengubahkan kehidupan manusia selamanya... Sebuah perwujudan impian manusia sejak ratusan, bahkan ribuan tahun sebelumnya: terbang!

Tapi tahukah kita bahwa Wright bersaudara bukan pelopor dari penelitian untuk menciptakan alat terbang ?
Dr. Samuel Langley, sudah meneliti kemungkinan manusia untuk bisa terbang sejak 1890 (13 tahun sebelum Wright bersaudara menerbangkan pesawat mereka).

Lantas mengapa Dr. Langley tidak dikenal orang ?
Ternyata setelah melakukan penelitian, pembangunan alat, dan uji coba terbang, Dr. Langley tidak juga berhasil terbang. Dan setelah selama 13 tahun penelitian, pembangunan dan uji coba yang terus menerus gagal, Dr. Langley akhirnya menghentikan penelitiannya… Tanggal 8 Oktober 1903, setelah semua percobaan yang gagal, Dr. Langley memutuskan untuk mengakhiri semuanya…

Dua bulan kemudian, tepatnya tanggal 17 Desember 1903 seperti yang dicatat sejarah… Wright bersaudara berhasil melayang terbang…

----------

Jatuh bukan berarti gagal...
Jatuh dan tidak bangkit lagi, itulah gagal yang sebenarnya!

Kita tidak pernah tahu tinggal berapa langkah lagi kita dari keberhasilan dan penggenapan janji Tuhan. Jangan sampai hal tersebut urung terjadi hanya gara-gara kita memutuskan untuk berhenti lebih awal…

Kita semua pernah jatuh, yang membedakan hanyalah beberapa diantara kita menyerah kalah, sementara yang lain memilih untuk bangkit kembali dan mengakhiri sebuah pertandingan yang baik…

“Banyak orang gagal karena mereka tidak tahu betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan.”
- Thomas Alfa Edison

Mari terus berjuang, mari terus bangkit kembali…
Biarlah pada akhirnya, kita bisa berkata “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (II Timotius 4:7)

Selamat berjuang teman…

Minggu, 15 Mei 2011

Semangkuk bakmi

Pada malam itu, Sue bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Sue segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Sue berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu ia berkata “Nona, apakah engkau ingin semangkuk bakmi ?” “Tetapi, aku tidak membawa uang”, jawab Sue dengan malu-malu.

“Tidak apa-apa. Aku akan mentraktirmu”, jawab sang pemilik kedai.”Silakan duduk, aku akan memasakkan bakmi untuk mu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi dengan sepiring sayuran.

Sue segera makan beberapa suap dan kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa Nak ?” tany a si pemilik kedai.

“Ah, tidak apa-apa. Aku hanya terharu” jawab Sue sambil mengeringkan air matanya. “Bahkan, seorang yang baru aku kenal pun mau memberi aku semangkuk bakmi! Tetapi,Ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, langsung mengusir aku dari rumah. Ibu mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Sebaliknya, engkau, orang yang baru aku kenal ternyata begitu peduli dengan keadaanku. Jauh berbeda jika dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” ujar Sue yang ternyata tidak mampu membendung gejolak isi hatinya.

Pemiliki kedai itu, setelah mendengar perkataan Sue, tampak menarik nafas panjang dan kemudian berkata “Nona, mengapa engkau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini. Aku hanya memberimu semangkuk bakmi, dan untuk itu engkau pun menjadi sangat terharu. Coba bayangkan, Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu semenjak engkau masih kecil hingga akhirnya beranjak dewasa. Mengapa engkau tidak berterima kasih kepadanya? Malah, engkau bertengkar dengan beliau”.

Sue terhenyak mendengar perkataan tadi. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut ? Untuk semangkuk bakmi dari seseorang yang baru aku kenal,aku begitu berterima kasih. Tetapi kepada Ibuku yang telah memasak selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan,hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengan Ibu,” renung Sue dalam hati.

Sue pun segera menghabiskan bakmi tersebut dengan cepat. Lalu, ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus dia ucapkan kepada Ibunya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengatakan “Ibu, aku minta maaf, aku tahu bahwa aku memang bersalah. Maafkan aku.”

Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ternyata sang Ibu telah mencari Sue ke semua tempat. Ketika ia bertemu dengan Sue, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Sue,cepatlah masuk. Ibu telah menyiapkan makan malam. Segeralah kamu makan makanan itu, akan menjadi dingin jika kamu tidak memakannya sekarang”, ujar sang Ibu sambil tersenyum. Pada saat itu, Sue tidak dapat menahan air matanya dan ia pun menangis sejadi-jadinya di pangkuan sang Ibu. “Ibu, maafkan aku” kata Sue sambil terisak.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk sebuah pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi, kepada orang yang sangat dekat kepada kita, khususnya orangtua kita, kita harus ingat bahwa kita hendaknya berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

Renungan : Kita tidak boleh melupakan jasa orangtua kita. Sering kali kita menganggap pengorbanan mereka merupakan suatu proses alami. Tetapi, kasih dan kepedulian orangtua kita adalah sebuah hadiah paling berharga yang diberikan kepada kita sejak kita lahir. Mereka membesarkan kita tanpa mengharapkan balasan dari kita. Renungkan dan pikirkanlah mengenai hal ini. Apakah kita sudah menghargai pengorbanan tanpa syarat dari orangtua kita?

Sabtu, 14 Mei 2011

WANITA

Hari itu hari ke enam, Tuhan sedang menyelesaikan salah satu karya-Nya yang paling luar biasa…

Seorang malaikat datang dan bertanya, “Mengapa begitu lama, Tuhan?”
“Sudahkan engkau lihat semua detail yang Kubuat untuk menciptakannya?” Tuhan balik bertanya, “Dua tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari dua ratus bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis pekerjaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini.”

Malaikat itu takjub, “Hanya dengan dua tangan?... Impossible!! Dan ini model standar?!”
“Baiklah Tuhan, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya.”
“Tidak, Aku akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit-Ku. Oh ya, dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri...”

Malaikat itu mendekat dan mengamati ciptaan itu.
“Tapi Engkau membuatnya begitu lembut Tuhan?”
“Ya, Aku membuatnya lembut. Tapi engkau akan menyaksikan sendiri kekuatan yang Aku berikan agar dia dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa…”

“Dia bisa berpikir?” tanya malaikat.
“Tidak hanya berpikir, dia akan bisa bernegosiasi."

Malaikat itu menyentuh dagunya,
“Tuhan, Engkau membuat ciptaan ini kelihatan lelah dan rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”
“Itu bukan lelah atau rapuh, itu air mata…” Kata Tuhan menerangkan.
“Untuk apa?”
“Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan.”

“Luar biasa, Engkau jenius Tuhan!” kata malaikat.
“Engkau memikirkan segala sesuatunya, ciptaan-Mu ini sungguh akan menakjubkan!"

“Ya, Kunamai dia wanita…”
“Dia akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Tapi dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki. Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit. Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan…
Dia berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu berdiri melawan ketidakadilan. Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Cintanya tanpa syarat…
Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang. Dia begitu bahagia mendengar kelahiran. Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian. Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka…"

Tuhan kemudian berpaling, tatapan-Nya memandang jauh…
“Kenapa Tuhan? Ada yang salah?” Malaikat itu bertanya.

Tuhan menundukkan wajah-Nya,
“Ya… Akan ada waktu-waktu, ketika dia melupakan betapa berharganya dia…”

Lepaskan Genggamanmu

Di suatu hutan hiduplah sekelompok monyet. Suatu hari ketika mereka sedang bermain, tampak oleh mereka sebuah toples kaca berleher sempit yang bagian bawahnya tertanam di dalam tanah. Di dasar toples itu terdapat setumpuk kacang yang sangat disukai monyet. Ternyata toples itu adalah sebuah perangkap…

Seekor monyet kecil mendekat dan memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil kacang. Tetapi ketika dia menarik tangannya, tangannya yang terkepal menggenggam kacang tersangkut pada mulut toples, dan tidak bisa ditarik keluar. Monyet kecil itu berusaha menarik tangannya, dia meronta sekuat tenaga tapi tangannya tetap tidak bisa ditarik keluar.

Seekor monyet tua mendekati monyet kecil itu kemudian menasehatinya,
“Lepaskan genggamanmu nak, dan engkau akan lepas dengan mudah… Lepaskan kacang-kacang itu…”

Monyet kecil itu berhenti meronta sesaat, memandang monyet tua itu dengan bingung. Dia tidak mengerti maksud nasehat itu… Dan tidak, dia harus memiliki kacang-kacang itu! Makin erat dia menggenggam kacang-kacang itu, dan makin keras dia berusaha meronta…

Tak berapa lama tampak seorang pemburu datang dari kejauhan, pemburu itulah yang telah memasang perangkap tadi. Semua monyet yang lain segera berlarian ke atas pepohonan, meninggalkan monyet kecil itu dalam keadaan kebingungan dan panik.

Dari atas pohon di atas toples itu monyet tua kembali berseru kepada monyet kecil,
“Lepaskan genggamanmu nak… Aku tahu betapa kau sangat menginginkan kacang itu, tapi lepaskan genggamanmu…”

----------

Kadang yang perlu kita lakukan hanyalah melepaskan…
Mungkin hal-hal yang sangat kita inginkan, atau hal-hal yang telah kita simpan sangat lama. Masa lalu, atau kebencian. Kemarahan, atau kesombongan…

Jangan biarkan hidup kita dibodohi oleh iblis. Ijinkan Tuhan berkarya sebebas-bebasnya dalam hidupmu…

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)

Selasa, 10 Mei 2011

Buah dari Kasih

Malam itu hujan deras, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke lobby sebuah hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan itu mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

"Dapatkah anda memberi kami sebuah kamar disini ?" tanya sang suami.

Sang pelayan, seorang laki-laki muda yang ramah dengan tersenyum menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota.
"Semua kamar kami sudah penuh," katanya.
"Tapi saya tidak dapat membiarkan anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di kamar saya ? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda beristirahat dengan nyaman malam ini…”
“Jangan khawatir tentang saya, Saya akan baik-baik saja." katanya masih sambil tersenyum.

Akhirnya pasangan itu setuju. Pagi hari saat membayar tagihan, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, "Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membuatkan sebuah hotel untuk anda." Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa.

Saat pasangan itu melanjutkan perjalanan, mereka setuju bahwa pelayan yang sangat membantu itu sungguh seseorang yang langka. Menemukan seseorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah…

----------

Dua tahun berlalu...
Sang pelayan hampir melupakan kejadian malam itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai itu. Dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut.

Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah disana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

"Itu," kata laki-laki tua, "adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola".
"Anda pasti sedang bergurau," jawab laki-laki muda.
"Saya jamin, saya tidak bergurau," kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor.
Struktur bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel.
Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama itu, adalah George C. Boldt.

----------

Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk saling mengasihi dan saling berbuat baik. Bahkan kepada orang-orang yang tidak kita kenal. Juga kepada orang-orang yang tidak pantas menerimanya, termasuk musuh-musuh kita…
Kontroversial memang, juga sangat sulit dilakukan…

Tapi kasih dan kebaikan yang kita bagikan dengan tulus kepada sesama kita, sesungguhnya tidak pernah tidak berarti. Kasih dan kebaikan selalu berdampak luar biasa, walau kadang tanpa kita sadari. Juga bergema sampai kepada kekekalan…

“Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.” (Ibrani 13:2)

Senin, 09 Mei 2011

Dear God

“Dear God,” putra kecilku berbisik, “Aku berdoa kepada-Mu, berikanlah papa dan mama seorang bayi.”

Setelah berdoa selama 4 tahun meminta kepada Tuhan agar diberikan anak kedua, kami kemudian menyadari bahwa mungkin Tuhan tidak berkehendak agar kami memiliki anak lagi. Tapi setiap malam putra kecil kami Steven berdoa tanpa henti meminta seorang adik…

Ketika doa Steven menjadi dilema bagiku, Tuhan menunjukkan jalan-Nya. Tepat sebelum ulang tahunnya yang ke-5, saya dan Steven sedang duduk di meja makan kecil miliknya sambil menikmati selai kacang dan sandwich jelly. Steven kemudian melihat ke arahku, dan dengan tampang serius penuh kebijaksanaan ia kemudian bertanya, “Ma, pernahkah terpikir oleh mama kalau Tuhan mungkin menginginkan supaya mama hanya memiliki satu anak saja?”

“Ya, anakku. Mama sudah memikirkan hal itu,” jawabku. “Dan jika memang harus seperti itu, mama senang karena Tuhan telah memberikan mama segalanya dalam satu paket ketika Tuhan memberikan kamu, putra kecil mama.”

“Well, saya pikir yang harus kita lakukan adalah terus berdoa sampai mama sudah terlalu tua untuk memiliki bayi lagi. Dan saat itulah kita akan tahu jawabannya.”

Steven belum mengerti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berdoa sampai saya “terlalu tua” untuk memiliki bayi lagi. Yang dia tahu Sarah berumur 90 tahun ketika ia melahirkan Ishak. Tapi apapun hasilnya, Steven tidak mempermasalahkan jika Tuhan pada akhirnya mengatakan tidak…

Putraku tahu saya juga sering berkata tidak kepadanya, namun itu tidak berarti bahwa saya tidak menyayanginya. Hal itu justru menunjukkan, “Kami orangtuamu, dan kami tahu apa yang terbaik bagimu.”

Tuhan telah memberikan sebuah pelajaran besar kepada saya hari itu. Melalui iman seorang anak kecil seperti Steven, Tuhan memberikan contoh kepada saya bagaimana saya harus bersikap untuk mempercayai Bapa surgawi yang begitu mengasihiku dan tahu dengan persis apa yang terbaik bagiku...
Walau itu berarti bahwa terkadang jawaban yang diberikan-Nya atas doaku adalah tidak…

Minggu, 08 Mei 2011

Mulut Orang Kristen

Suatu masa hiduplah seekor singa yang liar dan buas...

Setiap kali bertemu makhluk hidup lain dan terutama manusia pasti saja akan diterkam dan dilahap habis. Tulang-tulang yang keras sekalipun pasti akan remuk dan tak pernah tersisa oleh taringnya yang runcing.

Suatu saat, ketika tahu bahwa orang kristen adalah orang-orang baik, maka berkatalah ia kepada teman-teman singa yang lain,
“Aku telah mendengar seruan di padang gurun, dan aku ingin bertobat. Aku pasti tidak akan menggangu orang-orang kristen lagi. Aku akan membiarkan mereka tetap hidup, dan tidak akan lagi menjadikan mereka santapan”

Setelah lewat beberapa hari, lewatlah seorang Kristen di hutan itu. Singa liar dan buas ini sekali lagi menerkam dan melahap orang itu. Seluruh bagian tubuh orang Kristen tersebut dimakan habis tak bersisa, kecuali bibirnya…

Ia kemudian diejek teman-temannya,
“Bukankah engkau sudah bertobat dan berjanji tak akan lagi menjadikan orang kristen sebagai santapan lezatmu ?? Mengapa hari ini engkau justru sekali lagi menerkam seorang Kristen ?”

Singa buas itu menjawab,
“Aku memang sudah berjanji untuk tidak menerkam orang kristen. Namun orang yang telah kumakan itu telah kucium aromanya sebelum kuterkam. Ternyata sama sekali tak tercium aroma kekristenan, kecuali bibirnya saja. Karena itu bibirnya sajalah yang tidak kumakan…”

----------

Kita diutus kepada dunia ini untuk menjadi ‘saksi’, bukan hanya sekedar untuk ‘bersaksi’. Kekristenan yang sejati adalah yang keluar dari kehidupan, bukan yang kita katakan dengan mulut…

Orang lain akan lebih mengingat perbuatan baikmu yang menyentuh kehidupan mereka, dari pada khotbahmu yang penuh semangat dari atas mimbar…

Sabtu, 07 Mei 2011

When only love can make a way

Suatu kali, seorang menerima Tuhan dalam hidupnya. Terpesona dengan pengorbanan sang Juruselamat, dia mulai hidup dalam cinta yang luar biasa kepada sesama. Sampai pada hari kematiannya…

Tetapi karena sesuatu dan lain hal, malaikat di pintu gerbang sorga melakukan kesalahan. Nama orang itu terlewatkan olehnya ketika memeriksa buku kehidupan. Dan karena pikirnya nama orang itu tidak terdaftar, berarti tempatnya adalah di ‘tempat yang satunya lagi’ dan orang itu langsung di kirim ke neraka.

Dan di neraka, tidak ada yang mengecek reservasi anda. Semua yang dibuang di sana adalah penghuni abadi. Jadi begitulah, orang itu tinggal di neraka tanpa membantah, karena dia pikir mungkin dia tidak cukup layak untuk masuk surga…

Tapi seminggu kemudian, Lucifer datang ke surga sambil marah-marah. Dia membawa orang itu bersamanya dan menuduh bahwa surga telah melakukan terorisme di neraka.

“Ada apa?” tanya malaikat di pintu gerbang.

Lucifer berteriak dengan marah.
"Apa maksud kalian mengirim orang ini ke Neraka? Dia benar-benar telah merusak tempatku! Dia tidak pernah membalas siapapun yang menyakitinya. Ia selalu mendengarkan, mengasihi dan menghibur yang lain. Sekarang semua penghuni di sekeliling orang ini mulai saling memeluk dan mengasihi satu sama lain. Itu bukan neraka yang kukehendaki. Ini orangnya aku kembalikan, aku tidak mau tahu!!! Pokoknya aku tidak bisa menerimanya di kerajaan-ku!"

----------

Mengapa ada orang-orang yang sanggup melewati badai cobaan paling dahsyat dalam hidup mereka dan tetap berdiri sampai akhir? Sementara yang lainnya menghancurkan hidup mereka dengan kebencian dan ketidak mampuan untuk mengampuni dan memaafkan?

Orang-orang yang tetap mengasihi, mengakui suatu hal sederhana “we encounter the love of Christ...”

Dan ketika orang-orang berhadapan dengan Kasih Kristus itu, mereka dimampukan untuk melalui segala sesuatu dalam kehidupan. Kemudian mulai hidup seperti Kristus telah hidup; dengan mengasihi sesama, termasuk orang-orang yang membenci bahkan menjahati mereka…

Ada hal-hal di dunia ini yang hanya bisa terlalui karena cinta…

Jumat, 06 Mei 2011

Bejana Retak

Seorang Pembawa Air memiliki 2 buah bejana besar yang setiap hari menggantung di ujung-ujung pikulan yang dibawanya di atas bahu. Salah satu bejana itu memiliki retakan, sedangkan satunya lagi sempurna dan selalu berhasil membawa air penuh sepanjang perjalanan dari sungai ke rumah Pembawa Air…

Selama bertahun-tahun, Pembawa Air selalu hanya berhasil membawa satu setengah bejana air setiap harinya. Tentu saja bejana yang sempurna bangga dengan hasil yang dicapainya; sesuai dengan tujuan ia diciptakan. Tetapi bejana yang retak malu dengan ketidak-sempurnaannya dan merasa sedih karena ia hanya mampu membawa setengah dari jumlah seharusnya ia diciptakan…

Suatu hari di tepi sungai bejana retak berkata kepada Pembawa Air.
“Aku ingin minta maaf...”
“Minta maaf kenapa?” Tanya Pembawa Air.
“Selama ini aku hanya mampu membawa setengah dari yang seharusnya bisa aku bawa. Semua ini karena retakan di tubuhku yang mengakibatkan air keluar lagi selama perjalanan kembali dari sungai ke rumah. Karena cacatku ini, Kau tidak mendapatkan nilai yang setimpal dengan tenaga yang Kau keluarkan.” Kata bejana retak.

Pembawa Air tersenyum,
“Sahabatku, kau tidak mengerti apa yang kau katakan. Dalam perjalanan pulang nanti, perhatikanlah ada apa di sisi jalan setapak yang selalu kita lalui…”

Ketika mereka mulai menaiki bukit, bejana retak melihat sinar matahari menyinari bunga-bunga liar yang tumbuh indah di sisi jalan setapak. Bunga-bunga itulah yang selama ini menghiasi sudut-sudut rumah Pembawa Air.

“Kau lihat itu teman?” Kata Pembawa Air sambil tersenyum,
“Aku tahu tentang kekuranganmu, karena itu Aku menabur benih-benih bunga di sepanjang sisi jalan yang selalu kita lalui. Dalam setiap perjalanan pulang, kau menyirami mereka setiap harinya, sehingga mereka tumbuh indah dan segar. Bunga-bunga itulah yang kemudian menjadi hiasan di rumahKu selama ini.”

----------

Banyak orang terintimidasi dengan kekurangan dan keterbatasan. Lebih banyak lagi menjadi kecewa dan malu karena kegagalan. Manusia memang seperti itu…
Tapi tahukah kita bahwa Tuhan punya rencana, juga dengan semuanya itu? Banyak kali Tuhan melakukan perkara-perkara luar biasa, bukan melalui kelebihan, justru melalui kekurangan kita. Supaya nyata bagi semua orang, bahwa itu terjadi bukan melalui tangan seorang manusia, tapi keluar dari tangan Tuhan sendiri…

Tuhan selalu punya rencana, sekalipun dari dalam kelemahan kita…

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN,” (Yer. 29:11)

Minggu, 01 Mei 2011

Pencil Maker

Pembuat Pensil meletakkan sebuah pensil di samping, sesaat sebelum memasukkannya ke dalam kotak.
“Ada lima hal yang perlu kau ketahui” katanya kepada pensil itu, “Sebelum Aku mengirimkanmu kepada dunia. Selalu ingat dan jangan lupakan, dan engkau akan menjadi pensil yang luar biasa.”

“Pertama, kau akan bisa melakukan banyak hal luar biasa, tapi hanya bila kau mengijinkan dirimu dipegang di tangan Seseorang”

“Kedua, kau akan mengalami penajaman yang menyakitkan dari waktu ke waktu, tapi kau akan membutuhkannya untuk menjadi pensil yang lebih baik”

“Ketiga, kau akan bisa memperbaiki kesalahan yang akan kau lakukan.”

“Keempat, bagian terpenting dari dirimu akan selalu merupakan yang berada di dalam.”

“Dan kelima, di atas permukaan apapun kau digunakan, kau harus meninggalkan tanda. Tidak peduli apapun kondisinya, kau harus terus menulis.”

Pensil mengerti dan berjanji akan selalu ingat, kemudian masuk ke dalam kotak dengan tujuan di hatinya.

----------

Banyak hal di dunia ini yang tidak seharusnya kita lupakan, tapi manusia memang selalu punya kecenderungan untuk lupa. Dan biarlah tulisan ini membuat kita teringat lagi.

Pertama :
Kau akan punya kemampuan untuk melakukan banyak hal luar biasa, tapi hanya jika kau mengijinkan dirimu di pegang di dalam tangan Tuhan.

Kedua :
Kau akan mengalami penajaman yang menyakitkan dari waktu ke waktu, dengan melalui berbagai persoalan. Tapi kau akan membutuhkannya untuk menjadi kuat.

Ketiga :
Kau akan bisa memperbaiki kesalahan yang engkau lakukan, atau bertumbuh besar melalui mereka.

Keempat :
Bagian yang paling penting dari dirimu akan selalu merupakan yang berada di dalam, yaitu hatimu.

Dan kelima :
Di atas permukaan apapun engkau melangkah, kau harus meninggalkan jejak. Tidak peduli apapun situasinya, kau harus terus menyenangkan Hati Tuhan...