Sabtu, 11 Juni 2011

Cermin Yang Terlupakan

Pada suatu ketika, sepasang suami istri, Tuan dan Nyonya Smith, mengadakan 'garage sale' untuk menjual barang-barang bekas yang tidak mereka butuhkan lagi. Suami istri ini sudah setengah baya, dan anak-anak mereka telah meninggalkan rumah untuk hidup mandiri...

Saat mengumpulkan barang-barang yang akan dijual, mereka menemukan benda-benda yang sudah sedemikian lama tersimpan di gudang. Salah satu di antaranya adalah sebuah cermin yang mereka dapatkan sebagai hadiah pernikahan mereka, dua puluh tahun yang lampau.
Sejak pertama kali diperoleh, cermin itu sama sekali tidak pernah digunakan. Bingkainya yang berwarna biru aqua membuat cermin itu tampak buruk, dan tidak cocok untuk diletakkan di ruangan mana pun di rumah mereka. Namun karena tidak ingin menyakiti orang yang menghadiahkannya, cermin itu tidak mereka kembalikan.

Demikianlah, cermin itu teronggok di loteng. Setelah dua puluh tahun berlalu, mereka berpikir orang yang memberikannya tentu sudah lupa dengan cermin itu. Maka mereka mengeluarkannya dari gudang, dan meletakkannya bersama dengan barang lain untuk dijual keesokan hari.

Garage sale mereka ternyata mendapat banyak peminat. Halaman rumah mereka penuh oleh orang-orang yang datang untuk melihat barang bekas yang mereka jual. Satu per satu barang bekas itu mulai terjual. Perabot rumah tangga, buku-buku, pakaian, alat berkebun, mainan anak-anak, bahkan radio tua yang sudah tidak berfungsi pun masih ada yang membeli.

Seorang lelaki menghampiri Nyonya Smith.
"Berapa harga cermin itu?" katanya sambil menunjuk cermin tak terpakai tadi. Nyonya Smith tercengang,
"Wah, saya sendiri tidak berharap akan menjual cermin itu. Apakah Anda sungguh ingin membelinya?" katanya.
"Ya, tentu saja. Kondisinya masih sangat bagus." Jawab pria itu. Nyonya Smith tidak tahu berapa harga yang pantas untuk cermin jelek itu. Meskipun sangat mulus, namun baginya cermin itu tetaplah jelek dan tidak berharga.
Setelah berpikir sejenak, Nyonya Smith berkata,
"Hmm ... anda bisa membeli cermin itu untuk satu dolar..."

Dengan wajah berseri-seri, pria tadi mengeluarkan dompetnya, menarik selembar uang satu dolar dan memberikannya kepada Nyonya Smith.
"Terima kasih," kata Nyonya Smith,
"Sekarang cermin itu jadi milik Anda. Apakah perlu dibungkus?"
"Oh, jika boleh, saya ingin memeriksanya sebelum saya bawa pulang." jawab si pembeli..

Nyonya Smith memberikan ijinnya, dan pria itu bergegas mengambil cerminnya dan meletakkannya di atas meja di depan Nyonya Smith. Dia mulai mengupas pinggiran bingkai cermin itu. Dengan satu tarikan dia melepaskan lapisan pelindungnya dan muncullah warna keemasan dari baliknya.

Bingkai cermin itu ternyata bercat emas yang sangat indah, dan warna biru aqua yang selama ini menutupinya hanyalah warna dari lapisan pelindung bingkai itu!

"Ya, tepat seperti yang saya duga! Terima kasih!" sorak pria itu dengan gembira. Nyonya Smith tidak bisa
berkata-kata menyaksikan cermin indah itu dibawa pergi oleh pemilik barunya, untuk mendapatkan tempat yang lebih pantas daripada loteng rumah yang sempit dan berdebu.

----------

Kehidupan yang tanpa Kristus sesungguhnya adalah seperti cermin indah yang masih tertutupi...
Kehidupan yang belum menemukan potensi sebenarnya yang diletakkan Tuhan secara khusus dalam kehidupan seseorang... Akibatnya, seberhasil apapun seseorang dalam kehidupannya, sehebat apapun kesuksesan yang dia raih, tidak pernah ada ucapan syukur, dan hidupnya selalu terasa kurang. Kehidupan orang lain selalu terlihat lebih indah...

Tapi ketika sebuah kehidupan mulai diserahkan kepada Yesus...
Mengesampingkan latar belakang hidup dari mana engkau datang, semua potensi yang masih tertutupi itu akan mulai menjadi luar biasa... Dan kehidupan itu akan mulai diletakkan dimana seharusnya dia berada, untuk bersinar !!!...

Seorang teman pernah bersaksi,
“When I give my life back to Him, it became an adventure...”
(Ketika kuserahkan hidupku kembali kepada-Nya, hidupku berubah menjadi sebuah petualangan...)

Believe me man, it’s true !
God bless...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar